Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribuan Hektare Sawah Terancam 'Puso'

Ribuan Hektare Sawah Terancam 'Puso' Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Bandung -

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat menyatakan seluas 9.311 hektare lahan sawah di daerah itu terdampak musim kemarau akibatnya sawah mengalami kekeringan bahkan terancam puso.

"Jadi berdasarkan laporan per 17 Juli 2018, tercatat luas lahan yang terdampak kemarau mencapai 9.311 hektare. Adapun rinciannya kondisi ringan 5.460 hektare, sedang 2.610 hektare dan berat 835 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat Hendy Jatnika di Bandung, Senin.

Dia mengatakan khusus untuk lahan yang mengalami puso akibat musim kemarau di Jawa Barat tercatat mencapai 406 hektare.

"Dan memang masih kecil puso tapi luas lahan yang terdampaknya sangat banyak," ujarnya.

Menurut dia, lahan pertanian yang mengalami puso paling banyak terjadi di Kabupaten Indramayu seluas 100 hektare, disusul Kabupaten Garut 92 hektare, Kabupaten Ciamis 77 hektare, Kabupaten Sukabumi 67 hektare, Kabupaten Majalengka 51 hektare Kabupaten Bogor 51 hektare dan Kabupaten Bandung tiga hektare.

"Hingga saat ini memang tengah memasuki musim kemarau sehingga debit hujan sudah berkurang, terhitung Juli, Agustus dan September," kata dia.

Sementara untuk luas lahan terdampak kemarau, kata dia, terjadi hampir di seluruh daerah di Jawa Barat, terutama di wilayah yang belum memiliki sistem irigasi teknis.

"Seharusnya petani yang punya lahan tanpa irigasi teknis tidak memaksakan menanam padi. Sebaiknya menanam jagung atau kedelai," katanya.

Ia mengatakan untuk mengatasi masalah lahan yang terdampak kekeringan, pihaknya telah menyiapkan pompanisasi bagi lahan yang masih punya potensi air. Sejumlah alat pompa sudah lama disebar ke dinas terkait di kabupaten/kota.

"Untuk pompa sudah siap digunakan, tinggal digerakkan petugas di lapangan dan TNI. Tapi kadang kendalanya adalah bahan bakar," kata dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: