Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Jajaki Pembangunan Laboratorium Kimia Berstandar Internasional

Pemerintah Jajaki Pembangunan Laboratorium Kimia Berstandar Internasional Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pihaknya tengah mengusulkan pembangunan laboratorium rujukan kimia berstandar internasional di Indonesia. Pasalnya keberadaan laboratorium tersebut di wilayah Asia Tenggara baru ada satu, yaitu di Singapura.

"Laboratorium rujukan tersebut secara khusus dikembangkan untuk analisis prekursor dan hasil degradasi senjata kimia untuk mendukung implementasi konvensi senjata kimia (KSK) di tingkat nasional," kata dia di Jakarta, Senin (23/7/2018).

Menurut Ketua Umum Partai Golkar itu, laboratorium tersebut juga bisa menjadi hub serta rujukan bagi pengembangan industri kimia di ASEAN.

"Indonesia sebagai negara yang memiliki sejumlah industri kimia yang unggul di ASEAN, tentunya kita mempunyai kesempatan untuk membangun laboratorium yang sama seperti di Singapura. Ini yang akan didorong Kemenperin agar ada satu laboratorium rujukuan kimia di Indonesia untuk dimanfaatkan sebagai pengembangan industri kimia nasional," paparnya.

Ia pun meyakini laboratorium rujukan kimia tersebut mampu memfasilitasi pengembangan industri kimia nasional agar lebih berdaya saing global terutama dalam memasuki era revolusi industri generasi keempat. Apalagi, industri kimia merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang ditetapkan sebagai pionir dalam implementasi Industri 4.0 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

Untuk saat ini, lanjut Airlangga, pihaknya akan mulai mematangkan kajian pembangunan laboratorium rujukan kimia tersebut. Selanjutnya Indonesia perlu meminta persetujuan dari negara-negara ASEAN serta Organisasi Anti Senjata Kimia atau The Organisation for Prohibition of Chemical Weapons (OPCW).

"Kebetulan Dubes RI di Belanda menjadi perwakilan kita di OPCW. Di Belanda saja, laboratoriumnya baru mau dibangun sehingga di regional ASEAN perlu juga dibangun," tegasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, Indonesia membutuhkan bantuan program pembangunan kapasitas dari OPCW berupa pelatihan maupun bantuan pendampingan tenaga ahli untuk pengembangan kemampuan para peneliti di dalam negeri.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: