Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terbongkar Skandal Buzzer, Pengatur Akun Palsu Pro Ahok pada Pilgub DKI 2017

Terbongkar Skandal Buzzer, Pengatur Akun Palsu Pro Ahok pada Pilgub DKI 2017 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah Media ternama dari Inggris, The Guardian berhasil membongkar sebuah tim pasukan khusus dunia maya yang dibentuk untuk memenangkan pencalonan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun 2017 lalu. Mereka adalah buzzer (orang-orang) bayaran yang ditugaskan menyerang lawan Ahok.

Dalam wawancara yang dilakukan The Guardian kepada salah satu tim pasukan khusus tersebut, Alex (nama samaran), menjelaskan tim tersebut bekerja untuk menyebarkan fitnah, kebencian, dan SARA dengan tujuan menyerang lawan Ahok atau siapa saja yang berseberangan dengan mereka. 

"Ketika Anda sedang berperang, Anda menggunakan apapun yang tersedia untuk menyerang lawan," ujarnya seperti yang dirilis The Guardian, Selasa (24/7/2018). 

Dengan timnya yang terdiri dari 20 orang, kata Alex, masing-masing mempunyai 11 akun media sosial, dan tiap orang diperintahkan untuk mengunggah 60 hingga 120 kali sehari di akun Twitter palsu mereka, dan beberapa kali di Facebook, sehingga menghasilkan 2.400 unggahan di Twitter dalam sehari. 

Operasi tersebut, lanjutnya, dikoordinasikan melalui grup WhatsApp bernama Pasukan Khusus, yang terdiri dari sekitar 80 orang anggota. Dengan tugas mengunggah konten dan tagar harian untuk dipromosikan. Sementara pada foto profil, pihaknya mengunduh dari google, bahkan terkadang foto dari teman atau grup facebook dan whatsapp. Malah di Facebook, timnya membuat beberapa akun dengan menggunakan foto profil aktris asing yang terkenal, yang entah kenapa tampak seperti penggemar berat Ahok.

"Mereka mendorong kami menggunakan akun wanita cantik untuk menarik perhatian pada materi, banyak akun yang seperti itu,"  katanya.

Dirinya mengaku, banyak dari akun tim cyber hanya memiliki beberapa ratus pengikut, namun dengan tren hastag dan sharing, maka secara artifisial meningkatkan visibilitas di platform. Bahkan dengan memanipulasi Twitter, mampu memengaruhi pengguna nyata dan media Indonesia, yang sering mengacu pada tagar yang sedang menjadi tren sebagai barometer suasana nasional.

Ia mencontohkan, pada Twitter dengan @IasMardiyah, akun tersebut dimanfaatkan oleh tim buzzer pro Ahok dengan memposting aliran pesan dan propaganda pemerintah tentang infrastruktur dan keberhasilan diplomatik Indonesia, atau kebutuhan untuk melindungi persatuan nasional.

Menurutnya, kebanyakan akun palsu menggunakan avatar seorang wanita muda dengan mengenakan jilbab dan kacamata hitam, akun tweets hampir secara eksklusif konten pro pemerintah dengan disertai hashtags. Baru-baru ini akun tersebut memposting tentang pemilihan Indonesia ke dewan keamanan PBB, memerangi terorisme, meningkatkan ekspor pertanian, bandara baru di Jawa Barat, Asian Games bulan depan, tetapi juga pada isu-isu sensitif seperti Papua Barat.

Alex menambahkan, timnya terdiri dari pendukung Ahok dan mahasiswa yang terpikat oleh bayaran 280 dolar Amerika atau sekitar Rp4.073.104  per bulan. Hingga kini para tim tersebut diduga bekerja di sebuah rumah mewah yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta. Meski dengan gaji yang terbilang bagus, namun terkadang dirinya merasa jijik dengan perbuatan tersebut.

“Ruang pertama untuk konten positif, di mana mereka menyebarkan konten positif tentang Ahok. Ruang kedua adalah untuk konten negatif, menyebarkan konten negatif dan pidato kebencian tentang oposisi,”terangnya.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: