Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hindari Keterpurukan Ekonomi, Milenial Dinilai Perlu Kembangkan Dua Hal Ini

Hindari Keterpurukan Ekonomi, Milenial Dinilai Perlu Kembangkan Dua Hal Ini Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data BPS (hasil Susenas 2017), jumlah pemuda di Indonesia mencapai 63,36 juta jiwa (seperempat dari total penduduk Indonesia). Diprediksi tahun 2020-2035, Indonesia akan menikmati era langka yang disebut sebagai bonus demografi, di mana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini. 

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring, mengatakan, sebagai bagian dari penduduk usia produktif, generasi muda akan membawa keuntungan ekonomis jika mampu meng-explore potensi berharga yang dimilikinya. Namun jika sebaliknya, para pemuda hanya akan menggiring pada keterpurukan ekonomi dan menjadi beban negara. 

"Kita tentu tidak menginginkan keterpurukan tersebut terjadi. Salah satu pendekatan yang dapat terus diupayakan adalah melalui pengembangan kewirausahaan dan memasyarakatkan koperasi di kalangan pemuda atau generasi muda," ujar Meliadi dalam acara Indonesia Youth Cooperative Summit and General Assembly 2018, Selasa (24/7/2018), di Jakarta. 

Meliadi juga menilai bahwa generasi muda cenderung identik dengan semangat, energi, dan lebih mudah menyuarakan perubahan.

"Semangat, energi, kompetensi, dan karakter dinamis yang dimiliki pemuda adalah aset untuk kemajuan suatu bangsa," ujarnya. 

Berdasarkan data yang tersedia, total jumlah koperasi aktif mencapai 152.714 koperasi, dengan jumlah anggota tercatat 26 juta lebih (44,25%). Sementara koperasi-koperasi aktif dengan kategori Kopma, Kopda, dan Koppontren, di antaranya mencapai 4.674 koperasi (sekitar lebih dari 3% dari total jumlah koperasi aktif). Untuk itu, Meliadi mengimbau agar peran masyarakat, khususnya pemuda dalam berkoperasi dan berwirausaha harus ditingkatkan. 

Teknologi Menjadi Tantangan Besar

Di era globalisasi yang dibarengi dengan dinamika perubahan teknologi yang cepat, tantangan Pemuda dan Koperasi juga dinilai semakin besar. Dunia dan Indonesia telah memasuki era Revolusi Iindustri 4.0 yang sekaligus menjadi momentum ekonomi digital. Menurut Meliadi, tantangan seperti ini harus dihadapi dengan menjadikannya sebagai peluang. 

"Saya mengapresiasi koperasi yang dalam perkembangannya telah memanfaatkan teknologi dari hulu sampai hilir sebagai salah satu alat untuk meningkatkan manajemen, kinerja, serta layanan bagi anggotanya, seperti pencatatan pembukuan, pelaporan keuangan, promosi, dan pemasaran produk, dan lain-lain," tuturnya. 

Di samping itu, Meliadi mengatakan, Pemerintah juga sangat menyadari bahwa masih terdapat permasalahan atau tantangan yang dihadapi oleh koperasi dan UMKM di era globalisasi dan ekonomi digital, terutama terkait dengan peningkatan kapasitas SDM, akses dan penguasaan teknologi-informasi, pembiayaan alternatif, manajemen bisnis modern, akses pasar global, serta integrasi mata rantai regional dan global. 

"Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM terus-menerus melakukan upaya untuk mewujudkan koperasi dan UMKM yang berdaya saing dan tentunya memastikan bahwa ekonomi digital mampu memberikan manfaat bagi KUMKM dan masyarakat luas," katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: