Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Presiden AS Donald Trump pada Selasa (25/7/2018) terus membuka kemungkinan negosiasi perjanjian untuk denuklirisasi Iran, dua hari setelah dia mengancam Iran lewat postingan Twitter.
"Kami akan melihat apa yang terjadi, tetapi kami siap untuk membuat kesepakatan nyata, bukan kesepakatan yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya, yang merupakan bencana," tuturnya saat berpidato di hadapan Veteran Perang Asing, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (25/7/2019).
Iran pada hari Senin menepis peringatan keras Trump bahwa Teheran mempertaruhkan konsekuensi yang mengerikan jika terhadap Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, menolak untuk secara langsung menjawab pertanyaan tentang apakah dia khawatir retorika Trump akan memicu ketegangan di wilayah tersebut, dan meningkatkan kemungkinan salah perhitungan.
Tetapi Mattis, yang berbicara pada konferensi pers di California, menyatakan banyak kekhawatirannya tentang tindakan Iran di Timur Tengah, termasuk dukungan Teheran untuk Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara Suriah dan bagi militan Houthi yang memerangi pemerintah yang diakui secara internasional di Yaman.
“Sudah waktunya bagi Iran untuk membentuk dan menunjukkan tanggung jawab sebagai bangsa yang bertanggung jawab. Tidak dapat terus menunjukkan ketidakbertanggungjawaban sebagai organisasi revolusioner yang bermaksud mengekspor terorisme, mengekspor gangguan lintas kawasan,” ujar Mattis, seorang jenderal Angkatan Laut yang sudah pensiun.
“Jadi saya pikir presiden membuat sangat jelas bahwa mereka berada di jalur yang salah,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
