Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Naik Bikin Laba Vale Indonesia Semakin Melonjak

Harga Naik Bikin Laba Vale Indonesia Semakin Melonjak Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berhasil meraih laba beraih sebesar US$29,38 juta, jauh melonjak dibandingkan dengan rugi di Juni tahun lalu yang sebesar US$21,47 juta.

Hal tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan Perseroan yang menjadi sebesar US$374,61 juta per Juni 2018 dibandingkan pendapatan US$291,88 juta di periode sama tahun sebelumnya.

"Pendapatan naik disebabkan oleh lebih tingginya volume pengiriman dan rata- rata harga realisasi di kuartal II. Pengiriman nikel dalam matte meningkat sekitar 9% menjadi 18.764 mt dan rata-rata harga realisasi naik sekitar 10% menjadi 10.880 per ton di kuartal II/2018 dibandingkan di kuartal I/2018," kata CEO dan Presiden Direktur Perseroan, Nico Kanter, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Nico menyebutkan, meski dengan kondisi pasar yang naik turun, pihaknya akan tetap fokus dalam mengoptimalisasikan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya. 

Perseroan pada kuartal kedua tahun ini mencatat produksi nikel dalam matte sebesar 18.893 mt dan penjualan sebesar US$204,2 juta di triwulan tersebut.

"Produksi nikel dalam matte sekitar 10% lebih tinggi di kuartal dua dibandingkan kuartal satu," terangnya. 

Sementara itu, beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$321,07 juta dari beban pokok pendapatan US$309,88 juta tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut sejalan dengan naiknya produksi dari 17.141 mt di triwulan I/2018 menjadi 18.893 mt di triwulan II/2018. Beban pokok pendapatan per metrik ton nikel dalam matte di kuartal II sedikit lebih rendah dibandingkan di kuartal I meskipun harga bahan bakar meningkat di triwulan ini. 

"Harga bahan bakar meningkat sebesar 5% per unit basis. Bahan bakar merupakan salah satu biaya terbesar kami," ucapnya. 

Jika dibandingkan dengan kuartal I, konsumsi HSFO dan diesel di kuartal II menurun sebesar masing-masing 3% dan 2%, sedangkan konsumsi batu bara meningkat sebesar 3%. Penurunan dalam konsumsi HSFO dan diesel dan peningkatan penggunaan batu bara didorong Proyek Konversi Batu Bara Tahap 2 (CCP2) untuk tanur pereduksi #2 yang telah dipasang dan dimulai di April 2018.

Adapun total aset Perseroan mencapai US$2,15 miliar hingga 30 Juni 2018 turun dari total aset US$2,18 miliar hingga 31 Desember 2017. Perseroan pun telah mengeluarkan sekitar US$13,3 juta belanja modal dalam triwulan ini.

Di tahun 2018, PT Vale berencana memproduksi sekitar 77.000 t nikel dalam matte. Di saat yang bersamaan, Perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing Perseroan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: