Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Sambut Usulan Perdagangan US$50 M dari Indonesia

AS Sambut Usulan Perdagangan US$50 M dari Indonesia Kredit Foto: Kemendag
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia dan Amerika Serikat (AS) akan menyusun peta jalan untuk mewujudkan peningkatan perdagangan antara dua negara. Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, Selasa (24/7/2018) di Kantor Kementerian Perdagangan AS, Washington DC, AS. 

Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, menuturkan, agar semakin efektif, target peningkatan perdagangan RI dan AS harus dibarengi dengan sebuah peta jalan yang penyusunannya harus melibatkan pihak swasta kedua negara.

"Kami mengusulkan target perdagangan US$50 milliar, dan Menteri Ross menyambut ajakan tersebut secara positif,” kata Enggar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Enggar dan Ross melihat pentingnya kedua negara untuk semakin meningkatkan hubungan bilateral dengan membangun kemitraan strategis di tengah dinamika perdagangan global saat ini. Ross mengapresiasi kedatangan Enggar ke AS untuk berdialog dan memfasilitasi kerja sama antarswasta.

Enggar juga meminta dukungan penuh dari Ross agar Indonesia tetap mendapatkan fasilitas GSP setelah Pemerintah AS meninjau ulang Indonesia sebagai negara penerima GSP. Enggar meminta dukungan Ross agar Pemerintah AS mengecualikan Indonesia dari pemberlakuan kenaikan tarif impor produk besi baja dan aluminium.

"Produk besi baja dan aluminium dari Indonesia bukanlah pesaing produk lokal di AS. Besi baja dan aluminium produksi Indonesia berbeda dengan yang diproduksi di AS dan pangsa pasarnya berbeda," kata Enggar. 

Menanggapi permintaan Indonesia agar dikecualikan dari pengenaan tarif impor produk-produk baja dan aluminium, Menteri Ross menyatakan bahwa pertimbangan positif akan diberikan jika produk Indonesia tersebut spesifik dan tidak diproduksi oleh industri dalam negeri AS.

Selain membahas peningkatan target perdagangan Indonesia–AS, Mendag Enggar mengajak Menteri Ross berdiskusi tentang akses pasar perdagangan barang dan jasa, investasi di Indonesia, hingga isu pertanian, perdagangan digital, dan layanan finansial. Isu-isu pertanian seperti kedelai, hortikultura, dan produk susu turut dibahas.

Mereka juga membahas kebijakan maritim baru AS yaitu seafood import monitoring program (SIMP) agar tidak mempengaruhi akses perikanan Indonesia ke pasar AS.

Total nilai perdagangan Indonesia dengan AS mencapai US$25,9 miliar di tahun 2017. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia mencapai US$17,79 miliar dan impor Indonesia sebesar US$8,12 miliar. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia terhadap AS surplus US$9,67 miliar. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: