Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh, Indonesia Rangking 134 di Indeks Sharing Economy Timbro

Waduh, Indonesia Rangking 134 di Indeks Sharing Economy Timbro Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia menduduki peringkat 134 dalam indeks sharing ekonomi yang dikeluarkan oleh Timbro. Negara yang berada dalam peringat sepuluh besar di antaranya adalah Islandia, Kepulauan Turks dan Caicos, Malta, Montenegro, Selandia Baru, Kroasia, Kepulauan Faroe, Denmark, Aruba, dan Irlandia.

Berada di peringkat 134, Indonesia tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura di peringat 65, Malaysia di peringkat 69, Thailand di peringkat 89, Kamboja di peringkat 114, dan Vietnam di peringkat 116. Total ada 213 negara dalam indeks ini.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Imelda Freddy, mengatakan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk bisa mengembangkan sharing economy. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak dan diperkirakan akan menikmati hasil dari bonus demografi pada 2030 mendatang.

"Melimpahnya jumlah penduduk usia produktif diharapkan bisa menggerakkan perekonomian bangsa secara keseluruhan," tutur Imelda dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Secara umum, sharing economy bisa diartikan sebagai konsep ekonomi yang mengutamakan efisiensi sumber daya dengan cara melakukan segala sesuatu bersama-sama. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada melalui sebuah sistem atau aplikasi, beberapa pihak bekerja sama dengan menggunakan prinsip kemandirian dan kesejahteraan.

Salah satu indikator dari model ekonomi ini, lanjut Imelda, adalah penggunaaan teknologi atau media digital dengan cara berjejaring yang bertujuan untuk mengembangkan bisnis. Jadi, sebenarnya, Indonesia memiliki potensi untuk lebih jauh lagi menerapkan sharing economy. Potensi ini bisa dilihat dengan Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak di dunia.

Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna teknologi internet di Indonesia sudah sangat banyak. Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa usaha dengan model seperti ini yaitu Gojek atau Tokopedia yang memiliki tujuan pengembangan dan sustainability ekonomi masyarakat.

"Indonesia perlu memperbaiki banyak hal kalau ingin ekonomi berbasis sharing economy berkembang dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Misalnya saja soal kualitas sumber daya manusia dan juga peningkatan infrastruktur, utamanya internet di seluruh penjuru negeri. Hal ini penting supaya kegiatan berbasis sharing economy bisa sampai ke pelosok,” jelas Imelda.

Melimpahnya jumlah penduduk usia produktif juga harus diikuti adanya kualitas terkait sumber dayanya. Dalam kaitannya dengan industry 4.0 yang sedang digencarkan, para pekerja Indonesia harus punya kompetensi dan keahlian yang memiliki daya saing. 

Peneliti Timbro, Alexander Funcke, mengatakan, indeks sharing economy Timbro adalah indeks sharing economy global yang pertama. Umumnya, negara-negara dengan infrastruktur internet yang maju memiliki potensi pariwisata yang besar dan memiliki potensi untuk sharing economy yang besar.

“Lihat saja Islandia. Ketika ekonomi Islandia pulih dari krisis keuangan, negara itu melihat potensi pada bidang pariwisata. Sharing economy tumbuh dengan cepat untuk memenuhi permintaan,” jelas Alexander.

Timbro adalah lembaga kajian atau think tank yang didirikan pada tahun 1978. Think tank terbesar di Kawasan Skandinavia ini memiliki misi untuk mengadvokasi kebebasan perusahaan, kebebasan individu, dan masyarakat terbuka. Setiap tahun, Timbro menerbitkan dua indeks dalam bahasa Inggris, yaitu "Timbro Authoritarian Populist Index" yang memetakan kebangkitan partai-partai populis di Eropa dan pada 2018 dan "Indeks Sharing Economy Timbro."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel:

Berita Terkait