Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korea Utara Tak Berniat Hilangkan Program Senjata Nuklir?

Korea Utara Tak Berniat Hilangkan Program Senjata Nuklir? Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa telah memutuskan bahwa Korea Utara tidak akan melepaskan persenjataan nuklirnya, yang disebut sebagai "warisan berharga" para pemimpin akhir negara itu, menurut sumber-sumber lokal, meskipun janji sebelumnya oleh ketua partai Kim Jong Un untuk denuklirisasi Semenanjung Korea.

Kim mengadakan pembicaraan bersejarah dengan Moon Jae-in Korea Selatan pada bulan April, serta pertemuan puncak belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden AS Donald Trump pada bulan Juni, dan setuju, pada prinsipnya, untuk meninggalkan program senjata nuklir Utara dengan imbalan janji-janji keamanan rezim dan kemakmuran ekonomi.

Tetapi kurangnya kesepakatan konkret tentang langkah-langkah untuk denuklirisasi dan laporan terbaru bahwa kemajuan pembicaraan telah melambat, dikombinasikan dengan indikasi bahwa sekutu Korea Utara China terus mengirim bahan bakar ke negara itu untuk meredakan ketegangan ekonomi yang disebabkan oleh sanksi internasional, telah memicu pertanyaan atas betapa tulusnya Pyongyang tentang meninggalkan persenjataannya.

Sebuah sumber dari provinsi Hamgyong Utara, Korea Utara, di sepanjang perbatasan dengan China, baru-baru ini mengatakan kepada RFA Korean Service bahwa asosiasi kepemimpinan negara itu tidak memiliki niat untuk sepenuhnya untuk menghapus program nuklir yang telah dibuat selama beberapa dekade.

"Pada awal Juli, ada pertemuan untuk keanggotaan inti pejabat partai tingkat tinggi dari organisasi provinsi, sekretaris partai, dan manajer dari perusahaan bisnis untuk menyampaikan kebijakan dari Komite Sentral mengenai situasi politik saat ini," ungkap sumber itu, yang berbicara dengan syarat anonim, sebagaimana dikutip dari Radio Free Asia, Kamis (26/7/2018).

"Pembicara terakhir yang mengakhiri pertemuan enam jam itu menekankan bahwa nuklir adalah warisan berharga dari para pemimpin Korea Utara, dan 'jika tidak ada nuklir, maka akan ada kematian," tuturnya.

Korea Utara mulai mendapatkan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan program senjata nuklir pada 1950-an, di bawah Kim Jong Un, Kim Il Sung, pendiri negara Korea Utara, dan memproduksi plutonium pada akhir 1980-an di bawah ayahnya Kim Jong Il, sebelum menguji perangkat nuklir pertamanya pada tahun 2006.

Menurut sumber itu, banyak pejabat dibuat terkejut oleh keputusan Komite Sentral.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: