Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Holycow, Steak Emperan yang Kini Jadi Restoran High Class

Holycow, Steak Emperan yang Kini Jadi Restoran High Class Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lucy Wiryono (40) yang kala itu bekerja sebagai seorang presenter sekaligus ibu rumah tangga (IRT) mengaku terkejut dengan ungkapan suaminya. Pasalnya, sang suami berniat berhenti dari pekerjaannya untuk mewujudkan mimpinya menciptakan lapangan kerja dengan membuka usaha sendiri.

Saat itu, sang suami, Afit Dwi Purwanto, yang bekerja di sebuah stasiun televisi dengan jabatan bagus mengutarakan idenya untuk membuka warung steak kaki lima. Tanpa pengalaman, Lucy mendukung keinginan suaminya meski teman dan orang-orang sekitar sempat menyebutnya 'gila' karena meninggalkan pekerjaan yang tidak sedikit orang menginginkannya. 

"Kalau aku kerja kantoran yang ngerasain hasilnya paling kamu, anak kita, dan keluarga. Kalau aku buka usaha sendiri, bisa buka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Nantinya bisa menambah penghasilan, anaknya bisa sekolah, gizinya lebih baik. Lebih banyak manfaatnya 'kan?” cerita Lucy menirukan kalimat yang diutarakan suaminya.

Kata-kata Afit itulah yang membuatnya tidak bisa berkata-kata, selain mendukung dan membantu usaha suaminya. Awalnya Lucy sempat menentang ide itu karena risiko besar yang bakal menghadangnya, misal soal penghasilan yang tak menentu. Sementara kebutuhan sehari-hari harus tetap terpenuhi.

"Lalu, fasilitas kantor, seperti asuransi dan mobil yang biasanya digunakan untuk mempermudah aktivitas, tidak bisa lagi dinikmati," tambah Lucy. 

Tepat pada Maret 2010, dengan modal terbatas, Lucy dan Afit memberanikan diri membuka warung steak sederhana di emperan. Afit-lah koki yang meracik bahan dan mengolah steak wagyu yang dijual seharga makanan kaki lima. Sementara Lucy melayani pembeli sembari menjaga anak mereka.

"Penuh perjuangan, tapi kami yakin yang kami lakukan adalah cita-cita baik. Hari pertama buka jadi hari yang paling tidak bisa dilupakan. Alhamdulillah teman-teman dan pengunjung yang datang cukup banyak, bahkan kami sempat kewalahan melayani mereka," ungkap Lucy. 

Menurutnya, ada hal menyedihkan pada hari pertama. Warung steak-nya diguyur hujan lebat, bahkan kanopi yang dipasang sampai bocor hingga membuat warung jadi becek. Namun, ia masih bersyukur karena teman-teman dan pengunjung yang datang tetap bertahan di warung kecilnya. Lucy dan Afit belum menyediakan fasilitas yang berkualitas, namun ia mengaku soal kualitas makanan selalu menjadi prioritas. Sejak itu, Lucy dan Afit optimis bisa memiliki tempat makan steak bagus dengan fasilitas yang memuaskan.

Usaha warung steak-nya terus menunjukkan titik terang. Karyawannya pun terus bertambah. Perlahan, warung bernama Holycow itu berkembang menjadi sebuah restoran, bahkan high class.

"Kami percaya banget setiap pekerjaan itu bukan semata-mata mencari nafkah dan keuntungan, tapi akan lebih baik lagi kalau kami bisa memberikan manfaat baik untuk banyak orang," kata Lucy. 

Dengan semangat, tekad, dan niat yang baik, bisnis Holycow dengan jargon steakhouse ala Chef Afit itu terus berkembang. Kini telah ada 22 cabang Holycow di Indonesia. Sepasang suami-istri itu pun mulai menyambangi bisnis kuliner lain.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: