Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Siapkan Paket Sanksi Baru untuk Rusia

AS Siapkan Paket Sanksi Baru untuk Rusia Kredit Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa ia berkomitmen untuk bekerja dengan Kongres tentang RUU sanksi baru Rusia, setelah ia mengeluarkan "Deklarasi Krimea" yang menolak kontrol Rusia atas Krimea.

Bersaksi di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Pompeo mengatakan bahwa dia akan mendukung RUU untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas perilakunya di seluruh dunia.

Dia juga menegaskan perlunya menaikkan sanksi terhadap sikap malpraktik Moskow jika AS dapat menemukan tempat yang tepat dan titik yang tepat.

Pompeo menegaskan bahwa Washington tidak akan mengakui kendali Kremlin terhadap Krimea.

"Tidak akan ada bantuan sanksi terkait Krimea sampai Rusia mengembalikan kendali Semenanjung Krimea ke Ukraina," tuturnya.

Mengutip 213 sanksi pada entitas dan individu Rusia sejak administrasi Trump mengambil alih Gedung Putih, Pompeo mengatakan sehubungan dengan Rusia, administrasi sekarang lebih ketat dari pemerintahan sebelumnya, dan dirinya sangat berharap itu akan terjadi.

"Presiden Trump akan menjadi musuh terberat mereka, musuh yang paling sulit," ungkapnya, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Jumat (27/7/2018).

Hubungan antara Washington dan Moskow telah tegang atas Ukraina, Suriah, Iran, serangan racun dari mata-mata mantan Rusia di Inggris, dan dugaan Rusia ikut campur dalam pemilihan AS 2016.

Presiden kedua negara bertemu awal bulan ini di Finlandia. Namun, karena reaksi luas di dalam Amerika Serikat atas pernyataan Presiden Donald Trump di sana, Gedung Putih mengumumkan sebelumnya pada hari Rabu bahwa pertemuan berikutnya antara Trump dan Putin akan ditunda hingga tahun depan.

Dalam Deklarasi Krimea, Pompeo mengatakan Amerika Serikat menegaskan kembali kebijakan penolakannya untuk mengakui klaim Kremlin tentang kedaulatan atas Krimea.

Rusia diusir dari Kelompok Delapan pada tahun 2014 dan sejak saat itu mengalami sanksi dari Barat karena inkorporasi Crimea.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: