Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IMF Peringatkan China Soal Stimulus Ekonomi Agresif

IMF Peringatkan China Soal Stimulus Ekonomi Agresif Kredit Foto: Antara/Zabur Karuru
Warta Ekonomi, Beijing -

China harus menolak mengambil langkah-langkah stimulus agresif karena menavigasi ekonomi yang bermasalah karena mereka dapat menambah tingkat utang yang berlebihan dan mengarah ke "penyesuaian tiba-tiba", Dana Moneter Internasional (IMF) melaporkan pada Jumat (27/7/2018).

Peringatan IMF, yang terkandung dalam laporan kebijakan, muncul setelah para pemimpin China awal pekan ini mengisyaratkan pergeseran ke arah kebijakan fiskal yang lebih longgar untuk membantu barikade ekonomi terbesar kedua di dunia terhadap turbulensi ekonomi global.

Setelah lebih dari satu tahun secara agresif menindak keras tingkat utang yang sangat tinggi, kabinet China pada hari Senin mengatakan akan lebih "aktif" dalam merangsang ekonomi, dengan alasan "ketidakpastian eksternal".

Tetapi IMF mengatakan pengembalian stimulus yang didorong oleh kredit akan semakin meningkatkan kerentanan yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyesuaian mendadak, sebagaimana dikutip dari Channel NewsAsia, Jumat (27/7/2018).

Ini mendesak para pembuat kebijakan untuk "tetap berada di jalur" dalam dorongan jangka panjangnya untuk menyapih ekonomi China dari ketergantungan pada pertumbuhan cepat yang didorong oleh ekspor dan investasi, dan menuju pertumbuhan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan dengan permintaan domestik sebagai pendorong utama.

IMF juga memuji pengelolaan Beijing terhadap ekonomi, dengan mengatakan pertumbuhan tetap solid.

Premier Li Keqiang mengatakan pada hari Senin bahwa "kebijakan fiskal harus lebih aktif", yang kemudian para  analis telah menyebut sinyal yang jelas bahwa Beijing akan mereda pada tindakan keras kredit untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil.

Pemerintah mengatakan pihaknya juga akan mempercepat rencana untuk mengurangi pajak lebih dari 1,1 triliun yuan (US$160 miliar) dan menerbitkan 1,35 triliun yuan obligasi khusus pemerintah daerah untuk proyek-proyek infrastruktur.

Pergeseran kebijakan jelas telah banyak diantisipasi karena kebutuhan yang meningkat untuk mendukung pertumbuhan dalam menghadapi kekhawatiran bahwa perang dagang dengan AS dapat mendatangkan malapetaka di China.

IMF, bagaimanapun, menyatakan keyakinan bahwa China dapat menyeimbangkan keharusan bersaing dan mengulangi perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun penuh 2018 sebesar 6,6 persen, turun dari 6,9 persen yang tercatat pada 2017.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: