Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PBB: 7.000 Lebih Anak Tewas di Suriah Sejak 2011

PBB: 7.000 Lebih Anak Tewas di Suriah Sejak 2011 Kredit Foto: Reuters/Danish Siddiqui
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Khusus PBB Urusan Anak-Anak dan Konflik Bersenjata Virginia Gamba, Jumat (27/7/2018), mengatakan, PBB telah mengonfirmasi lebih dari 7.000 anak meninggal atau cacat akibat konflik Suriah sejak peristiwa itu meletus pada Maret 2011.

Ketika memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB, Gamba mengatakan, jumlah tersebut diperoleh melalui sistem pengabsahan yang dinamakan Monitoring and Reporting Mechanism (MRM) yang baru dibentuk di Suriah pada 2013. Wanita pejabat tersebut juga mengutip laporan yang belum diabsahkan sebagai jumlah rujukan yang menyebutkan 20.000 anak sebagai korban dalam krisis itu.

MRM melaporkan enam pelanggaran besar terhadap anak-anak, yaitu perekrutan dan penggunaan, pembunuhan dan membuat cacat, perkosaan dan bentuk lain kekerasan seksual, serangan terhadap rumah sakit dan sekolah, penculikan, dan tak diberikannya akses kemanusiaan.

Gamba mengatakan kepada Dewan Keamanan, sejak awal 2018, MRM telah mengonfirmasi lebih dari 1.200 pelanggaran terhadap anak-anak, demikian laporan yang dipantau di Jakarta, Sabtu (28/7/2018) pagi. Pelanggaran itu meliputi lebih dari 600 anak yang tewas atau cacat, lebih dari 180 anak direkrut dan digunakan oleh kekuatan dalam konflik.

Selain itu, wanita pejabat tersebut mengatakan bahwa selama masa yang sama, lebih dari 60 gedung sekolah telah diserang sementara lebih dari 100 serangan terhadap rumah sakit dan instalasi medis atau personel dikonfirmasi.

Ia menyatakan, kuartal pertama 2018 menyaksikan peningkatan 25% perekrutan dan penggunaan anak-anak serta lonjakan 348% dalam pembunuhan dan cacatnya anak-anak dibandingkan dengan kuartal terakhir 2017.

Dalam masalah kekerasan seksual dan penculikan, walaupun jumlah untuk awal 2018 meliputi sedikit kasus yang diabsahkan, semua kasus telah dilaporkan sepanjang tahun sejak 2013.

Serangan terhadap sekolah dan instalasi medis adalah salah satu bentuk yang terus terjadi dalam konflik di Suriah, kata utusan PBB tersebut.

"Satu dari tiga sekolah diperkirakan tak bisa digunakan ... Sebanyak 2,1 juta anak tak bersekolah di dalam Suriah," kata dia.

Selain itu, Gamba mengatakan satu laporan mengenai anak-anak dan konflik bersenjata di Suriah akan disiarkan dalam beberapa bulan mendatang dan mencakup hampir lima tahun konflik.

Wanita pejabat tersebut mendesak Dewan Keamanan agar menekan semua pihak dalam konflik Suriah untuk mematuhi kewajiban mereka dan hukum internasional guna menjamin hak anak-anak tak lagi dilanggar. (FNH/Ant)

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: