Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Era Disrupsi, Generasi Muda Perlu Ciptakan Inovasi Baru

Hadapi Era Disrupsi, Generasi Muda Perlu Ciptakan Inovasi Baru Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengimbau generasi muda agar memacu kreativitas dan terus berinovasi dalam menghadapi era disrupsi yang penuh tantangan demi menciptakan pasar dan teknologi baru.

Era disrupsi memiliki tantangan terbesar, yakni mendorong masyakat agar memiliki semangat berinovasi berdasarkan knowledge based economy.

“Oleh karena itu dibutuhkan human capital dengan kreativitas dan inovasi,” kata Menteri Hanif Dhakiri  terkait Dialog Kebangsaan bertajuk  ‘Peran Sociopreneur dalam Mewujudkan Ketahanan Nasional’ di Surabaya, Senin (30/7/2018) yang dilakuan di Gedung Fisipol Universitas Gajah Mahada (UGM), Sabtu kemarin.

Hanif mencontohkan seperti aplikasi Grab dan Uber yang merupakan teknologi yang sangat disrupsi. Melalui penggunaan teknologi tepat guna yang dibalut dengan kreativitas dan inovasi, permasalahan di masyarakat pun dapat diselesaikan.

“Saya mendorong teman-teman untuk menerobos batas. Start thinking out of the box. Berpikir tanpa boks. Boks-nya ditendang saja. Mari berpikir tanpa dihalangi oleh aturan,” kata Hanif.

Sebelumnya, menurut Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo , pemimpin daerah harus terkini atau selalu update dalam hal teknologi agar bisa mengajak warganya yang tengah berada di era disrupsi menuju era keberlimpahan.

“Kita ada dalam tekanan dan harus berubah. Menghadapi perubahan, kita dihadapkan oleh pilihan, berkompetisi atau berkolaborasi,” tuturnya.

Disisi lain, dudayawan Eros Djarot menekankan pentingnya ‘Antusiasme Anak Muda dalam Mengembangkan Ekonomi Kreatif melalui Bidang Seni dan Budaya’. Masyarakat harus berada dalam boks cita-cita bangsa Indonesia. Agar lebih memahami dan memiliki semangat ekonomi Indonesia, perlu banyak membaca buku terutama karya Bapak Pendiri Bangsa Soekarno dan Hatta.

“Tolonglah, ayo membaca buku-buku Bung Karno dan Bung Hatta tentang koperasi. Jangan baca buku-buku western mengenai demokrasi,” pinta Eros.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: