Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aktivitas Manufaktur Asia Terkena Dampak Perang Dagang AS-China

Aktivitas Manufaktur Asia Terkena Dampak Perang Dagang AS-China Kredit Foto: Reuters/Aly Song/File Photo
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Aktivitas manufaktur di seluruh Asia melambat pada bulan Juli, memperdalam kekhawatiran tentang prospek ekonomi di kawasan itu seiring konflik perdagangan yang intensif antara Amerika Serikat dan China mengirim kekhawatiran melalui mitra dagang mereka.

Sebuah survei pembelian manajer yang dirilis pada Rabu (1/8/2018) menunjukkan sektor manufaktur China tumbuh pada laju paling lambat dalam delapan bulan pada bulan Juli, dengan pesanan ekspor baru menderita kemerosotan terburuk sejak pertengahan 2016.

Survei serupa menunjukkan perlambatan aktivitas dari Australia ke Jepang. Pasar kontainer pengiriman, di mana sebagian besar barang jadi manufaktur diimpor dan diekspor, menunjukkan gambaran yang sama, indeks kontainer Harpex CHT-IDX-HARPX telah jatuh sebesar 10 persen dari level tertingginya sejak 2011 pada bulan Juni.

Aktivitas pabrik di zona euro, di mana ancaman tarif ditahan, diperkirakan akan mengikuti langkah itu. Di Amerika Serikat terlihat pendinginan sedikit, tetapi masih cukup kuat bagi Federal Reserve untuk tetap di jalur untuk dua kenaikan suku bunga tahun ini bahkan jika itu kemungkinan akan mempertahankan suku stabil minggu ini.

Bulan lalu, China dan Amerika Serikat menampar tarif balasan pada US$34 miliar dari barang satu sama lain dan putaran tarif lain sebesar US$16 miliar diharapkan pada bulan Agustus, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (1/8/2018).

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump, menurut sumber yang akrab dengan rencananya, siap untuk mengusulkan tarif 25 persen pada impor lebih dari US$200 miliar, naik dari proposal awal yakni sebesar 10 persen, dan ancaman tarif pada seluruh US$500 miliar, atau barang-barang yang diimpor dari Tiongkok masih berdiri.

Beijing telah menjanjikan pembalasan yang sama, meskipun hanya mengimpor sekitar US$130 miliar barang AS. Indeks Manajer Pembelian Caixin / Markit Manufaktur China (PMI) turun menjadi 50,8 dari 51,0 bulan Juni, secara luas sejalan dengan survei resmi pada hari Selasa.

Nomor headline tetap di atas tanda 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi untuk 14 bulan berturut-turut, tetapi pembacaan pada pesanan ekspor baru menunjukkan kontraksi ditandai di 48,4.

"Perincian data menunjukkan bahwa prospek permintaan yang tidak pasti di tengah-tengah tarif perdagangan AS-China membebani output dan sentimen," ujar Aakanksha Bhat, ekonom Asia di HSBC di Hong Kong.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: