Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mereka yang Lahir dan Dibesarkan Pasar Tradisional

Oleh: Dwi Mukti Wibowo, Pemerhati masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan

Mereka yang Lahir dan Dibesarkan Pasar Tradisional Kredit Foto: Antara/Zabur Karuru
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar sangat berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama masyarakat ekonomi pinggiran. Pasar memberikan kesempatan kepada usaha kecil yang memiliki potensi sangat besar dalam meningkatkan keuangan mikro bahkan perekonomian nasional sehingga dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka untuk keluar dari kemiskinan yang membelenggu.

Sementara pasar tradisional memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha mikronya serta menguatkan kapasitas perolehan pendapatannya agar pelaku usaha mikro dapat merasakan tingkat hidup yang lebih baik.

Pasar Gede, sebagai salah satu ikon pasar tradisional di kota Solo, memiliki peran besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat pinggiran. Pasar Gede menjadi bidan sekaligus kawah condrodimuko bagi UMKM terutama pengusaha yang telah terbukti struggle. Dengan perannya itu, Pasar Gede akhirnya menjadi bukti success story pelaku usaha mikro yang telah eksis dan melegenda.

Pasar Gede telah membesarkan beberapa pelaku usaha mikro yang telah sejahtera dan tinggal menikmati hasil jerih payah. Sebut saja pedagang dawet yang sudah beranak-pinak tiga generasi. Juga penjual intep goreng (kerak nasi yang digoreng) serta penjual gorengan jerohan ayam (usus, paru, dan ati ampela).

Pelaku pelaku usaha yang telah sukses ini adalah sebuah satu potret keberhasilan dari sebuah simbios mutualisme dengan Pasar Gede yang telah terjalin dalam kurun waktu dan proses yang panjang, tidak instan.

Orang tidak pernah tahu dan mengikuti proses bagaimana kuliner sederhana seperti dawet, intep, gorengan jeroan ayam dan jajanan pasar lainnya begitu melegenda di Pasar Gede yang membesarkannya.

Di awal perjuangan menjajakan ke pelanggan, pastilah bukan hanya soal rasa saja. Diperlukan kepiawaian dalam meyakinkan jika produk kulinernya memenuhi cita rasa dan tingkat kepuasan yang dicari pelanggan. Kemudian buah jerih payahnya, adalah waktu yang tak pernah memberi jeda untuk melayani pelanggan alias laris manis.

Luar biasa, inilah ungkapan yang pantas dilontarkan kepada pejuang ekonomi pinggiran ini yang telah menapaki karir sukses hingga sampai di tangga paling bersahaja. Bukan besar omzet ukurannya, bukan pula jumlah pelanggan berjubel yang tak pernah sepi, tapi pelaku usaha mikro itu telah berhasil melahirkan dan menciptakan tiga generasi penerus yang  telah tertempa di atap yang sama yaitu Pasar Gede, pasar tradisional yang telah melahirkan pelaku usaha mikro berskala pengusaha jawara.

Ketika ditanya apa yang menjadi kesulitan ketika mencapainya, mereka hanya tersenyum karena semua kesulitan selama ini telah ditelannya. Penanganan kesulitan itu bagi mereka ibarat merawat bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara merawatnya seperti kata orang bijak Douglas Jerrold.

Ada beberapa hal yang dapat dipetik menjadi pelajaran sebagai berikut

1. Segala sesuatu dimulai dari yang kecil. Seperti kata Cicero, awal dari segala sesuatu adalah hal yang kecil;

2. Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat (Winston Churchill);

3. Pelaku usaha mikro telah melewati masa masa sulit mereka. Ketegaran dan bara semangat hidup mereka membuktikan jika hidup itu berproses tanpa henti, urip itu sejatine urup;

4. Simbiosisme antara pelaku usaha mikro dan pasarnya serta succes story pelaku usaha menyiapkan generasi berikutnya adalah sejarah. Sejarah adalah saksi yang menyaksikan masa lalu. Sejarah menyoroti realitas, menyediakan petunjuk dalam kehidupan sehari hari, dan membawakan informasi atas hal yang dahulu terjadi.

Itulah sebabnya Cicero mengatakan: Sejarah adalah Guru Kehidupan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: