Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duet Calon Pimpinan Negara Harus Siap Hadapi Tantangan Pertanian

Duet Calon Pimpinan Negara Harus Siap Hadapi Tantangan Pertanian Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama 4 tahun, Presiden Jokowi telah berhasil mencatatkan berbagai pencapaian yang positif bagi sektor pertanian nasional. Ke depannya pencapaian-pencapaian ini akan makin dioptimalkan dengan duet pemimpin yang segar yang memiliki perhatian dan pemahaman di sektor pertanian. Presiden Jokowi sejak awal telah menaruh perhatian besar tentang kedaulatan pangan yang tercermin di dalam Nawacitanya. Perhatian ini terefleksi pula dari besaran infrastruktur terkait pertanian yang telah dibangun oleh Presiden Jokowi selama 4 tahun ini.  

Hal ini dikonfirmasi oleh Sekjen HKTI Bambang Budi Waluyo yang menjelaskan bahwa Jokowi gencar melakukan pembangunan infrastruktur selama empat tahun memimpin. "Pak Jokowi meningkatkan infrastruktur itu sangat bagus sekali, baru 5 tahun sudah membangun, yang luar Jawa tidak pernah disentuh, sekarang disentuh Pak Jokowi, pembangunan infrastruktur itu. Ke depannya, pembangunan sektor pertanian harus diiringi dengan pengembangan soft skill-nya,"katanya. 

Kedepannya, pembangunan sektor pertanian harus diiringi dengan pengembangan sofskill-nya.  Ketua HKTI Moeldoko memaparkan pandangannya tentang isu-isu strategis di sektor pertanian yang harus segera ditangani. Pertama adalah sempitnya lahan, kedua, akses petani terhadap perbankan sangat rendah, ketiga, respon petani terhadap teknologi pertanian masih belum baik, keempat, persoalan manajerial dan kelima, persoalan paska panen.

Lebih jauh lagi ia telah mengidentifikasi permasalahan tambahan yaitu kurangnya minat generasi muda untuk masuk ke sektor pertanian. "Ini karena kondisi pertanian kita kurang menjanjikan. Kalau kita coba dari kondisi yang kurang menjanjikan menjadi menjanjikan, maka saya pastikan banyak yang akan bergabung dengan kita (petani),"ujar Moeldoko ketika menjelaskan tentang persoalan ini.

Sejak pensiun, Moeldoko telah fokus bertani yang memang merupakan asal dan cita-citanya sejak kecil. Berbekal kemampuan manajerial, ia membawa kerangka kerja yang berbeda di dalam sektor pertanian Indonesia yang mendorong produktivitas secara signifikan. Pencapaian ini makin jelas ketika ia ditunjuk sebagai pimpinan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) oleh Presiden Jokowi.

Di bawah kepemimpinannya, HKTI berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian yang tak diduga sebelumnya, termasuk di antarannya Menciptakan bibit unggulan M400 dan M70D dengan sertifikasi dan pujian dari Mentan, Mendirikan perusahaan M-Tani untuk mengembangkan bibit unggul, pupuk, teknologi pertanian dan pendampingan bagi petani, Membangun pompa air raksasa di Gunung Kidul untuk mendukung pertanian kawasan, dan Membentuk kelengkapan organisasi HKTI berupa organiasi otonom HKTI yaitu Koperasi HKTI Tani Makmur Sejahtera, Media Center, IT Data Center, Brigade Anti Hama, Lembaga Litbang, LBH dan Event Organizer. 

Untuk mengundang generasi muda masuk, Moeldoko juga gencar melakukan sejumlah langkah-langkah out-of-the-box, termasuk HKTI Innovation Award, mengaktifkan kembali Pesta Petani Muda (Pestani), pengembangan pesawat drone untuk pertanian, pemberdayaan organisasi sayap Pemuda Tani dan perempuan Tani, serta kerjasama dengan kampus dan pesantren untuk menciptakan pemuda petani. Bersama dengan Moeldoko, Presiden Jokowi akan mampu menghadapi tantangan sektor pertanian ke depan, dan mewujudkan cita-cita Indonesia yang Berdaulat Pangan. 

"Kurun waktu 5 sampai 10 tahun mendatang ini saya pikir krisis tentang energi termasuk masalah pertanian itu membutuhkan orang-orang yang memahami tentang tani, sehingga kita perlu meningkatkan atau menguatkan masalah pertanian ke depan," tegas Bambang. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: