Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Penjelasan Jokowi Soal Arahannya Ajak 'Berantem'

Begini Penjelasan Jokowi Soal Arahannya Ajak 'Berantem' Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataannya tekait arahan Presiden RI kepada relawannya agar berani jika diajak berantem, ternyata menuai banyak polemik. Bahkan sebagaian pengurus parpol, di antaranya Partai Demokrat beranggapan bahwa arahan tersebut sesuatu yang buruk, begitu pula Partai Gerindra.

Presiden RI, Joko Widodo, mengatakan seharusnya pernyataan tersebut ditonton hingga selesai. Sebab yang disampaikan yakni mengenai aset terbesar Indonesia adalah persatuan dan kerukunan. Oleh sebab itu, jangan sampai membangun kebencian, saling mencela, dan menjelekkan.

"Ditonton yang komplit dong. Saya kan sampaikan aset terbesar kita adalah persatuan, kerukunan. Oleh sebab itu jangan sampai membangun kebencian, mencela, dan menjelekkan. Itu yang saya sampaikan," terangnya di Jakarta, Senin (6/8/2018).

Menurutnya, arahan tersebut diberikan di depan para relawannya untuk Pilpres 2019 di Sentul, Sabtu (4/8/2018) lalu. Karenanya, ia meminta arahan tersebut jangan dipotong-potong, sebab tidak akan bagus untuk dikomentari.

"Coba dirunut dari atas, jangan diambil sepotongnya saja," imbuhnya.

Diketahui, arahan Jokowi kepada relawan di Pilpres 2019 agar 'berani jika diajak berantem' ramai diperbincangkan. Padahal dalam arahan tersebut, Jokowi meminta agar para relawan bersatu, militan, dan kerja keras. 

"Tidak usah suka mencela dan menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani. Tapi jangan mengajak. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan mengajak. Kalau diajak, tidak boleh takut," jelasnya.

Dikesempatan itu, Ketua Umum PROJO, Budi Arie Setiadi, menjelaskan arahan Jokowi bukan berarti memerintahkan relawannya untuk berkelahi. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: