Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Pengusaha Perempuan, Fintech Alami Optimis Dorong Penetrasi Pendanaan Syariah di Indonesia

Lewat Pengusaha Perempuan, Fintech Alami Optimis Dorong Penetrasi Pendanaan Syariah di Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan teknologi finansial (fintech) aggregator syariah pertama di Indonesia, Alami mengadakan workshop pada Senin (6/8/2018) di hadapan mayoritas pengusaha perempuan dari beragam latar belakang dan jenis usaha mulai dari kuliner, fesyen, produk kesenian, dan lainnya. Kegiatan ini merupakan langkah Alami dalam memperluas jangkauan nasabah, sekaligus sarana berbagi ilmu terkait bisnis dan beragam jenis permodalan serta cara mengaksesnya.

Menurut CEO Alami, Dima Djani, yang bertindak selaku pembicara, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya untuk memperkenalkan ke publik tentang konsep ekonomi syariah bagi pengusaha-pengusaha muda di Indonesia. Secara spesifik, Dima menyoroti keberadaan wirausahawan perempuan yang saat ini mendominasi bisnis UKM dan sektor kreatif Tanah Air. 

Mengacu pada laporan Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), sebesar 54,96% sektor usaha ini didalangi oleh pengusaha perempuan.

“Jumlah ini pastinya akan terus meningkat seiring dengan pengaruh teknologi dan pesatnya arus informasi. Namun yang mesti diperhatikan adalah bagaimana agar bisnis-bisnis ini menjadi sustainable atau tetap bertahan di tengah gempuran kompetisi,” tutur Dima.

Salah satu caranya dengan mengerti berbagai opsi permodalan yang ditawarkan lembaga keuangan. Meskipun demikian, jika melihat data dari International Financial Institution (IFC) 2016, 40% perempuan lebih cenderung meminjam uang ke lembaga nonbank karena bank dianggap memiliki persyaratan yang rumit. Padahal, studi yang sama menemukan bahwa perempuan memiliki risiko kredit yang lebih rendah dibandingkan pria.

Kondisi di atas merupakan salah satu permasalahan yang diakibatkan oleh keterbatasan informasi terhadap produk-produk perbankan. Hal inilah yang juga menjadi alasan kehadiran Alami sebagai fintech aggregator yang menjembatani keterbatasan akses tersebut dengan lembaga keuangan syariah.

"Menjembatani akses ke permodalan dengan sumber-sumber pendanaan yang lebih berkah, kami yakini dapat menyebarkan semangat kewirausahaan yang lebih kuat bagi kalangan pengusaha muda di Indonesia. Selain itu, Alami optimis layanan yang ditawarkan dapat mendukung peningkatan penetrasi pendanaan syariah melalui usaha-usaha yang dikelola pengusaha perempuan Indonesia," jelas Dima saat memberikan materi Doing Business in A Start Up and Sharia Way.

Dima juga menyatakan, saat ini bisnis yang dirintisnya tersebut sangat relevan dengan ekosistem bisnis UKM Indonesia. Meskipun Alami hanya mengambil posisi sebagai penengah antara nasabah dan lembaga keuangan syariah.

"Jika bicara usaha yang dirintis oleh perempuan khususnya, 51% usaha kecil dan 34% usaha menengah dimiliki oleh perempuan. Angka ini menunjukkan potensi pasar yang masih sangat luas untuk dilayani Alami, sekaligus memberikan kami ruang berkontribusi dalam mendorong penetrasi inklusi keuangan syariah di Indonesia," tambahnya. 

Alami menyasar kelompok masyarakat dengan latar belakang pengusaha. Alasannya, pengusaha UKM  mengandalkan sosok owner, di mana pemilik usaha kerap dihadapkan dengan keterbatasan waktu, pilihan, dan minimnya informasi sumber pendanaan yang cocok dengan kondisi keuangan bisnisnya.

"Kondisi ini bisa berkali-kali lipat lebih menantang bagi pengusaha perempuan. Karenanya, kami berharap Alami mampu menjadi sarana yang mendukung ekosistem bagi wirausahawan perempuan. Tujuannya agar mereka bisa mengembangkan usaha dengan pendanaan syariah dan meningkatkan dampak bagi masyarakat sekitar," tutup Dima.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: