Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Mendengarkan' Itu Perlu Bagi Pemimpin yang Baik. Ini 4 Cara yang Paling Efektif!

'Mendengarkan' Itu Perlu Bagi Pemimpin yang Baik. Ini 4 Cara yang Paling Efektif! Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah jajak pendapat Richard Branson, seorang pengusaha milyarder, yang baru-baru ini ia lakukan di LinkedIn mengungkapkan, kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang pemimpin adalah tidak mau mendengarkan, jadi kurangnya komunikasi dua arah.

Mayoritas orang mendengarkan secara selektif. Mereka mendengar kata-kata keluar dari mulut seseorang, tetapi di kepala mereka, mereka berpikir, "Kapan Ia akan berhenti berbicara sehingga saya dapat mengatakan kepadanya bahwa saya memiliki sudut pandang lain dan saya benar?"

Itu sebabnya Branson sangat merasa bahwa mendengarkan aktif harus diajarkan di sekolah bisnis. Ini adalah salah satu keterampilan yang paling sedikit diajarkan dalam kepemimpinan, namun ternyata itu yang paling banyak digunakan. Sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian, kita menghabiskan 70 hingga 80 persen jam-jam bangun kita dalam suatu bentuk komunikasi, dan pada saat itu, 45 persen dihabiskan untuk mendengarkan.

Dan sementara banyak pemimpin menganggap mereka sudah menjadi pendengar yang baik, penelitian mengonfirmasi bahwa sebagian besar dari kita adalah pendengar yang miskin dan tidak efisien. Ketika Anda berbicara dengan atasan Anda, rekan kerja, atau pelanggan selama 10 menit, penelitian mengatakan Anda memperhatikan kurang dari separuh percakapan. Dalam 48 jam, informasi apa pun yang Anda simpan menurun hingga 25 persen. Dengan kata lain, Anda sering memahami dan mempertahankan hanya seperempat dari apa yang Anda dengar.

Sebagai seorang pemimpin, membangun keterampilan mendengarkan aktif sangat penting untuk memecahkan masalah, membangun kepercayaan, dan memenangkan hati dan pikiran orang-orang. Berikut adalah empat cara efesien bagi Anda mendengarkan:

1. Dengarkan dengan Mengerti Terlebih Dahulu

Petter Ducker pernah mengatakan, komunikasi yang terpenting adalah mendengar apa yang tidak dikatakan. Penting untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dengan orang lain dengan merefleksikan kembali apa yang Anda dengar untuk klarifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang topik tersebut.

2. Dengarkan dengan Membuat Orang Menjadi Nyaman

Orang yang cerdas secara emosional adalah pendengar yang baik, terutama dengan mereka yang baru saja ditemui. Itu karena mereka tahu sifat manusia; kebanyakan orang suka berbicara tentang diri mereka sendiri, dan orang-orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan membiarkan mereka. Mereka akan membuat kenalan baru merasa diterima dan dihargai dengan kehadiran mereka untuk mendengarkan. Sebagian besar dari kita tidak sabar untuk menegaskan diri dengan klien potensial atau koneksi baru, tetapi dalam kesegeraan kita, kita kehilangan kesempatan yang lebih besar untuk mendengarkan dan mengambil lebih banyak informasi yang akan membuat kita kelihatan bagus nantinya. Dan kadang-kadang, semakin buruk ketika kita gugup. Saat itulah seorang pemimpin terlihat tidak profesional dan akan kalah.

3. Dengarkan dengan Minat Orang Lain Dalam Pikiran

Dengarkan makna dengan kebutuhan orang lain dalam pikiran. Dalam lingkungan kerja, Anda mendapat manfaat dari gaya mendengarkan ini karena semakin Anda menerima untuk membantu orang lain, semakin aman Anda membuat mereka cukup terbuka untuk memberi Anda masukan hebat, ide-ide hebat, kontribusi besar.

4. Dengarkan dengan Empati

Mendengarkan secara empati adalah keterampilan untuk memperluas diri sendiri bagi orang lain dengan benar-benar melihat hal-hal sebagaimana yang mereka lihat, dan merasakan apa yang mereka rasakan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: