Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hipmi Ingin Genjot Investasi Perancis di Indonesia

Hipmi Ingin Genjot Investasi Perancis di Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) berharap investasi Perancis di Indonesia semakin digenjot ke depan. Pasalnya investasi negara Napoleon itu belum cukup signifikan di Indonesia.

Usai membawa Delegasi Hipmi-Europe Trade Mission 2018 di Kedubes RI untuk Perancis di Paris, Senin (6/8/2018), Ketua Hipmi Bahlil Lahadalia menuturkan, investasi Perancis belum secara signifikan masuk ke Tanah Air.

"Bapak Dubes (Hotmangaraja Panjaitan) sedang bekerja keras, kami mesti dukung dari sisi pengusahanya," ucap Bahlil dalam keterangannya di Jakarta.

Bahlil mengatakan, realisasi investasi Perancis dari 2013 hingga 2018 mencapai 1.317 proyek atau senilai US$800.223.000. Nilai ini masih jauh dari investasi 10 besar investor yang masuk ke Indonesia.

Untuk diketahui sepanjang 2017, Singapura menjadi investor asing terbesar bagi Indonesia. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasinya mencapai US$8,4 miliar atau setara Rp112,5 triliun pada tahun lalu. Angka tersebut setara dengan 26,1% dari total keseluruhan investasi negara asing di Indonesia. Meskipun demikian, angka investasi tersebut turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$9,2 miliar.

Adapun negara asal investor terbesar kedua adalah Jepang dengan nilai investasi US$4,9 miliar. Nilai investasi dari Negeri Matahari Terbit tersebut juga turun dari tahun sebelumnya sebesar US$5,4 miliar. Sementara di urutan ketiga adalah Tiongkok dengan nilai US$3,4 miliar, disusul Hong kong, Amerika Serikat, Belanda, Mauritius, Malaysia, Korea Selatan, dan Inggris.

Menurut Bahlil, potensi investor Perancis ke Indonesia sangat terbuka lebar, mengingat regulasi investasi di Tanah Air semakin kondusif.

"Kemudahan berusaha di Tanah Air semakin membaik. Peringkatnya naik terus. Tentu ini yang perlu kami sebagai pengusaha dan calon mitra perlu komunikasikan ke calon-calon investor Perancis," imbuh Bahlil. 

Menurut dia, salah satu penyebab rendahnya investasi Perancis adalah pengenalan negara kampiun Uni Eropa itu terhadap Indonesia masih kurang.

"Mereka mengenal Indonesia itu cuma Bali, padahal Bali hanya bagian dari Indonesia," ucap dia.

Penyebab lain adalah kurangnya pendekatan B2B antara pengusaha Perancis dan Indonesia.

"Sebab itu, dengan perjalanan dagang Hipmi ke Eropa ini, kami harap bisa membantu pemerintah, dalam hal ini kedutaan dalam mempromosikan peluang investasi ke negara kita," ucapnya.

Bahlil mengapresiasi kerja keras Kedubes Indonesia di Perancis yang dalam beberapa tahun terakhir mampu mendatangkan investor Perancis untuk berinvestasi di sektor energi, dirgantara, ritel, dan logistik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: