Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini yang Harus Diperhatikan Pelaku Startup dalam Proses Fase Pendanaan

Ini yang Harus Diperhatikan Pelaku Startup dalam Proses Fase Pendanaan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banjir modal yang dihadapi oleh para startup Indonesia dinilai menjadi tantangan yang cukup krusial dalam strategi pengembangan sebuah perusahaan rintisan. Pasalnya faktor pengelolaan finansial menjadi kunci dalam kesuksesan perusahaan.

Demikian disampaikan Independent Wealth Management Advisor FX Iwan yang turut menyarankan para pelaku startup di Indonesia untuk semakin pintar dan jeli dalam mengelola finansial perusahaan mereka. 

"Saat ini, para pelaku startup dituntut untuk semakin siap mengelola dana perusahaan sesuai dengan skala prioritas demi memastikan startup memiliki kemampuan finansial yang berkelanjutan sejak dini, tak terkecuali bagi startup baru yang masih memiliki akses permodalan terbatas," kata Iwan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Berikut beberapa hal yang patut diperhatikan startup dalam proses fase pendanaan seperti yang disampaikan FX Iwan. 

1. Jangan terpaku pada persentase kepemilikan

Memiliki persentase terbesar kepemilikan perusahaan tentu menjadi cita–cita sebagian besar para founder startup. Namun, sebagai perusahaan rintisan pasti memerlukan dukungan pihak luar untuk mengembangkan bisnisnya.

Kehadiran investor yang tepat dapat menjadi peluang besar bagi startup untuk memaksimalkan keberlanjutan bisnisnya, termasuk ekspansi pasar, memperkuat human resource, memperluas jaringan, dan lainnya.

"Cobalah untuk tidak selalu menjadikan persentase kepemilikan perusahaan sebagai prioritas dalam mengembangkan bisnis karena pada akhirnya memiliki 20% dari perusahaan senilai US$100 juta, akan lebih baik 60% dari perusahaan senilai US$10," tuturnya.

2. Matangkan tolok ukur

Layaknya pada perusahaan umum, startup juga membutuhkan waktu untuk mengembangkan bisnis dan memiliki target pertumbuhan. Tolok ukur yang realistis akan membantu startup menjadi bernilai di mata investor.

"Tolok ukur yang dimiliki startup akan menjadi panduan bagi investor dalam menilai pencapaian dan kemajuan startup. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan yang matang dalam menentukan tolok ukur, sebab jika terlalu tinggi, startup akan kesulitan mencapainya dan jika terlalu rendah, pencapaiannya tidak akan bernilai lebih di mata investor," imbuhnya.

3. Pahami keterlibatan investor

Menentukan komitmen dengan investor tertentu menjadi sebuah tantangan bagi startup. Startup dituntut untuk dapat memahami terlebih dahulu sejauh apa keterlibatan investor dalam bisnisnya kelak.

"Dalam investasi, terdapat beberapa pendekatan yang sering digunakan oleh para investor. Ada investor yang mengadopsi filosofi investasi tranche (tranche adalah kata Prancis yang berarti bagian atau potongan)," ucapnya.

Lebih lanjut, Iwan menjelaskan, investor tersebut menginvestasikan jumlah tertentu dan merilis dana tersebut secara bertahap karena perusahaan telah mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya.

"Pendekatan ini membuat investor tersebut secara aktif terlibat dalam setiap investasi dan berdedikasi untuk membantu para founder startup mencapai tujuan mereka. Beberapa investor juga mengadopsi metode one and done, di mana mereka menginvestasikan semua uang di muka," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: