Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iran ke Korea Utara: Jangan Percaya Amerika Serikat

Iran ke Korea Utara: Jangan Percaya Amerika Serikat Kredit Foto: Pbs.org
Warta Ekonomi, Teheran -

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kepada menteri luar negeri Korea Utara bahwa Amerika Serikat tidak dapat dipercaya, media pemerintah Iran melaporkan, ketika AS berusaha untuk mengendalikan program nuklir dan rudal Korea Utara.

Iran menepis tawaran pada menit terakhir dari Washington untuk pembicaraan pekan ini, dengan mengatakan pihaknya tidak dapat bernegosiasi setelah pemerintahan Trump mengingkari kesepakatan pada 2015 untuk mencabut sanksi sebagai imbalan atas pembatasan terhadap program nuklir Iran.

Diplomat tinggi Korea Utara, Ri Yong Ho, mengunjungi Iran ketika Amerika Serikat memperkenalkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran.

"Kinerja administrasi AS dalam tahun-tahun ini telah menyebabkan negara itu dianggap tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan di seluruh dunia yang tidak memenuhi kewajibannya," ujar Rouhani seperti dikutip oleh Kantor Berita Republik Islam (IRNA) sebagaimana dikatakan Ri pada hari Rabu.

"Dalam situasi saat ini, negara-negara sahabat harus mengembangkan hubungan dan kerja sama mereka dalam masyarakat internasional," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Iran dan Korea Utara selalu memiliki pandangan yang dekat dalam banyak masalah, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (9/8/20180.

Ri pergi ke Teheran setelah menghadiri sebuah forum keamanan di Singapura, di mana dia dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berdebat tentang kesepakatan yang dibuat pada pertemuan puncak bulan Juni antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kedua belah pihak bersumpah untuk bekerja menuju denuklirisasi Korea Utara di KTT, tetapi sejak itu berjuang untuk mencapai kesepakatan untuk memenuhi tujuan itu. Korea Utara telah mengejar program senjatanya yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan sanksi.

"Ri juga mengatakan kepada Rouhani bahwa penarikan Washington dari pakta 2015 dan pemulihan sanksi adalah tindakan melawan aturan dan peraturan internasional," lapor IRNA.

"Kebijakan strategis Korea Utara adalah memperdalam hubungan dengan Republik Islam Iran dan menghadapi unilateralisme," tambahnya.

Trump memutuskan untuk mengembalikan sanksi terhadap Iran meskipun ada permintaan dari kekuatan dunia lain yang telah mensponsori kesepakatan itu, termasuk sekutu utama utama Washington, Inggris, Prancis dan Jerman, serta Rusia dan China.

"Sanksi telah menyebabkan bank dan banyak perusahaan di seluruh dunia untuk mengurangi transaksi dengan Iran. Perusahaan yang melakukan bisnis dengan Iran akan dilarang dari Amerika Serikat," tutur Trump, pada Selasa (7/8/2018).

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, otoritas tertinggi di Iran, mengatakan negara itu tidak perlu khawatir, situs web resminya mengatakan pada hari Rabu.

“Sehubungan dengan situasi kami, jangan khawatir sama sekali. Tidak ada yang bisa melakukan apa pun,” tegas Khamenei.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: