Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Pemicu Utama Dana Investasi Asing untuk Startup 'Unicorn'

Ini Pemicu Utama Dana Investasi Asing untuk Startup 'Unicorn' Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia saaat ini memiliki empat startup “unicorn” yang menjadi raksasa bisnis baru dengan populasi lebih dari 260 juta jiwa. Unicorn tersebut terbagi dalam tiga jenis industri, yaitu Go-Jek yang merajai sektor transportasi, Tokopedia dan Bukalapak sebagai marketplace, serta bagi masyarakat yang gemar plesir sangat terbantukan dengan kehadiran Traveloka.

Bermula dari sebuah konsep, kemudian merangkak tumbuh sebagai startup, hingga kini mereka mampu menjadi korporasi dengan nilai valuasi di atas US$1 miliar atau lebih dari Rp13 triliun. Melihat angka tersebut, investasi yang masuk pada startup Indonesia yang didominasi pemain asing, menunjukkan bahwa para investor masih percaya pada kondisi ekonomi makro Indonesia.

Ari Adil, seorang Independent Wealth Management Advisor serta Co-Founder and Managing Partner Jagartha Advisors yang turut mengamati fenomena masuknya dana fantastis dari asing pada startup Indonesia menilai bahwa para investor asing sangat cermat dan jeli melihat konsep bisnis yang diusung oleh para startup.

"Didukung oleh stabilitas makroekonomi, demografi, dan penetrasi pengguna internet yang mencapai 54%, menjadikan adanya peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Investor asing melihat pangsa pasar yang begitu besar di Indonesia bagi pertumbuhan bisnis startup ­tersebut, sehingga startup unicorn ini mendapat nilai yang sangat baik di mata asing," ujar Ari seperti dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (10/8/2018).

Lebih lanjut, Ari menambahkan, fenomena sharing economy yang ditawarkan oleh startup “unicorn” di Indonesia disinyalir menjadi faktor pemicu utama masuknya dana investasi asing yang fantastis. Baik GO-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka memaksimalkan konsep one stop solution dalam satu aplikasi.

"Mereka (startup unicorn) tidak memiliki aset seperti perusahaan konvensional pada umumnya. Startup tersebut menyediakan aplikasi yang bermanfaat, bukan hanya bagi pengguna tetapi bagi mereka yang memiliki aset seperti motor, mobil, produk, dan kehadiran startup ini mampu menjembatani gap di antara ini," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: