Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apakah Hanya Investor Asing yang Mampu Mensukseskan Startup Unicorn Indonesia?

Apakah Hanya Investor Asing yang Mampu Mensukseskan Startup Unicorn Indonesia? Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Fenomena sharing economy yang ditawarkan startup "unicorn" di Indonesia disinyalir menjadi faktor pemicu utama masuknya dana investasi asing yang fantastis. Baik Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka memaksimalkan konsep one stop solution dalam satu aplikasi.

Lalu apakah hanya investor asing yang mampu menjadi motor penggerak kesuksesan startup "unicorn" Indonesia? Google merilis hasil riset bahwa dari segi kuantitas deal investasi startup di Indonesia masih dikuasai oleh investor lokal. Namun secara nilai, masih didominasi oleh investor asing.

Sebagai seorang pemerhati keuangan dan financial advisor, Independent Wealth Management Advisor Ari Adil melihat beberapa kecenderungan investor lokal yang mengakibatkan fenomena tersebut, di antaranya: 

1. Memerlukan vehicle yang tepat

Di negara lain, investor dapat berinvestasi di perusahaan startup melalui produk investasi sebagai vehicle yang sering disebut Venture Capital, di mana produk tersebut dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman. Untuk lebih memberikan akses yang luas kepada investor lokal di Indonesia dan berinvestasi di perusahaan startup, dibutuhkan terobosan peraturan untuk dapat menyediakan vehicle yang tepat bagi investor lokal.

2. Dibutuhkan insentif pajak

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) telah merekomendasikan insentif pengurangan pajak bagi pemodal usaha rintisan (startup) di Indonesia. Hal ini akan sangat baik mengingat akan mendorong iklim investasi bagi startup dengan kebijakan fiskal dan tax incentive.

3. Terbatasnya pengetahuan mengenai bisnis startup

Negara asal para investor asing seperti Amerika dan China sudah sejak 20 tahun akrab dan belajar tentang bisnis startup, bahkan lebih lama bagi Amerika. Sedangkan startup di Indonesia baru berkembang dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

4. Masih banyak ladang investasi di Indonesia

Investor lokal tidak banyak berinvestasi di startup "unicorn" bukan karena mereka tidak memiliki dana. Beberapa investor lokal memiliki dana besar. Ladang investasi menarik lain yang masih tersedia di Indonesia, seperti properti, emas, pertambangan, tanah, emas, bahkan perkebunan pun masih menjanjikan.

Peluang bagi para investor lokal untuk berinvestasi pada startup "unicorn" Indonesia masih tersedia. Terlebih, jika startup tersebut memutuskan untuk melantai di bursa saham Indonesia. Peran, dukungan, dan kolaborasi dari banyak pihak termasuk swasta dan pemerintah sangat dibutuhkan guna mencetak investor lokal yang menjadi raja sepenuhnya bagi startup-startup "unicorn" asal Indonesia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: