Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengiriman Barang Menurun Pasca Terbakarnya Kapal

Pengiriman Barang Menurun Pasca Terbakarnya Kapal Kredit Foto: SAR
Warta Ekonomi, Banjarmasin -

Pengiriman barang melalui jasa ekspedisi hingga kini masih mengalami penurunan pasca peristiwa terbakarnya KM Satya Kencana IX, beberapa waktu lalu.

Seperti yang diakui owner PT Lintas Jawa Grup Saut Nathan Samosir di Banjarmasin, Jumat, mengatakan omzet mereka turun hingga 50 persen.

"Kalau biasanya pengiriman barang dari Jakarta ke Banjarmasin bisa 4 sampai 5 truk, namun sejak tanggal 5 Agustus hanya 2 sampai 3 truk saja perhari," terangnya kepada Kantor Berita Antara.

Pria yang akrab disapa Samosir itu mengakui, peristiwa naas menimpa kapal jenis Roll on - Roll off atau Ro-Ro milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) tersebut memang cukup membuat usahanya terpukul.

Selain omzet pengiriman yang kini belum normal, kerugian yang ditanggung akibat terbakarnya KM Satya Kencana IX juga tidak sedikit.

Tercatat ada sembilan truk milik PT Lintas Jawa Grup yang berada di kapal. Menurut Samosir, barang yang termuat di satu unit truk nilainya sekitar Rp 1 miliar. Sedangkan harga truk bekas di pasaran kisaran Rp350 juta, sehingga total nilai kerugian yang dialami mencapai Rp12 miliar.

"Mayoritas barang berisi konveksi terdiri dari 1.648 koli barang tidak termasuk besi. Kemudian 52.387 kilogram ditambah 27 meter kubik muatan yang ada di 9 truk," bebernya.

Apalagi untuk muatan barang tidak ada ganti rugi dari pelayaran. Hanya untuk kendaraan (truk) yang ada asuransinya.

Untuk pemilik barang sendiri, ungkap Samosir, sudah memahami dan pihaknya tetap memberikan santunan sebagai rasa turut prihatin walau sama-sama mengalami kerugian baik ekspedisi maupun pemilik barang atau pelanggan. Pasca terbakarnya KM Satya Kencana IX di 54 mil Barat Daya Tanjung Selatan pada Sabtu (4/8) sekitar pukul 05.35 WITA lalu, hingga kini diketahui bangkai kapal masih lego jangkar di tengah laut. Kapal belum bisa ditarik karena masih ada bara api, sehingga menunggu pendinginan baru selanjutnya Tim Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bisa mengecek kondisi kapal. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: