Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Distribusi Bantuan di Lombok Terkendala Kurang Kendaraan

Distribusi Bantuan di Lombok Terkendala Kurang Kendaraan Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pejabat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengungkapkan distribusi bantuan bagi para pengungsi gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) terkendala karena kurangnya kendaraan untuk menyalurkan logistik.

"Bantuan logistik terus didistribusikan kepada pengungsi. Bantuan, baik logistik maupun relawan terus berdatangan ke Lombok, yang menjadi persoalan adalah terbatasnya jumlah kendaraan untuk mengangkut penyaluran logistik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (12/8/2018).

Berbagai upaya telah dilakukan guna mempercepat distribusi bantuan, yaitu mengerahkan relawan, memobilisasi para lurah dan kepada desa untuk mendata dan mendistribusikan logistik kepada warganya yang mengungsi hingga menggunakan kendaraan operasional satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk mendistribusikan bantuan.

Distribusi bantuan dari Posko Tanggap Darurat di Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, dilakukan berdasarkan permintaan koordinator pengungsi atau masyarakat yang meminta bantuan melalui call center posko.


"Kepala BNPB Willem Rampangilei telah menyampaikan kekurangan kendaraan untuk mendistribusikan bantuan kepada Menteri Perhubungan, dan akan dibantu menggunakan kendaraan Damri," kata Sutopo.

Sebanyak 300 unit tenda pengungsi dari BNPB dan ditambah dari berbagai pihak lain juga telah dibagikan. Namun, belum semua pengungsi memperoleh tenda.


Dinas sosial kabupaten di Lombok juga telah mengeluarkan 100 ton beras. Dapur umum lapangan juga sudah didirikan oleh berbagai pihak dari TNI, Polri, Tagana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lembaga swadaya masyarakat dan relawan, antara lain di Kecamatan Tanjung, Bayan dan Pemenang.


Satu dapur umum mampu melayani 500-1.500 konsumsi. Dapur umum yang sudah aktif ada 20 unit dengan kemampuan produksi 19.900 nasi bungkus/hari.


"Beras, sembako dan kebutuhan dasar untuk pengungsi harus terus tersedia mengingat pengungsi diperkirakan masih akan lama di pengungsian," ujar Sutopo.

Distribusi air bersih terus disalurkan menggunakan mobil tanki air. Tapi di lapangan muncul permasalahan, yaitu masih terbatasnya tendon, air bersih, MCK "portable" dan sanitasi. Listrik juga belum seluruhnya menyala.

Di Kecamatan Gangga, Lombok Utara, masih gelap gulita saat malam hari. Untuk mengatasi penerangan, sebanyak 200 unit genset sudah disalurkan yang berasal dari BNPB (100 unit) dan 100 unit bantuan dari swasta. Patroli terus ditingkatkan oleh Polri dan saat ini jumlah kriminalitas sudah turun 70 persen.

Hingga saat ini gempa susulan masih sering terjadi. Sudah 576 gempa susulan hingga Minggu (12/8) pukul 15.00 WITA sejak gempa 7 SR mengguncang wilayah NTB dan sekitarnya pada 5 Agustus 2018. Intensitas gempa susulan kecil. Diperkirakan gempa susulan ini masih akan terjadi hingga 4 pekan ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: