Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Krisis Turki Buat Indeks Anjlok

Krisis Turki Buat Indeks Anjlok Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini sempat menyentuh level 5.875,35 anjlok 201.82 poin atau 3.32%. Pada pukul 13:58 WIB Indeks masih berkubang di zona merah dengan melemah 192,79 poin atau 3.17% ke posisi 5.884,38. Hal yang sama terjadi pada indeks LQ45 yang juga menguat 36.82 poin atau 3.82% ke posisi 926,26.

Investor bertransaksi senilai Rp4.59 triliun. Dimana, Frekuensi perdagangan mencapai sebanyak 249.708 kali transaksi, dengan volume 5.41 miliar lembar saham yang diperdagangkan. Hanya ada sebanyak 31 saham menguat, 379 melemah dan 70 saham tak bergerak.
Seluruh sektor saham mengalami pelemahan.  Sektor saham aneka industri bahkan jeblok  4.13% dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham keuangan merosot 3.82% dan sektor saham industri dasar terjerembab 3.63%.

Tercatat, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi yang paling aktif diperjualbelikan. Sayangnya, saham Telkom melemah 120 poin atau 3.43% ke level Rp3.380 per saham. Frekuensi perdagangan mencapai sebanyak 9.310 kali dengan volume 640,085 lot saham senilai Rp218,13 miliar.
Menyusul dibelakangnya saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang frekuensi perdangan sebanyak 8.999 kali dengan volume 1,07 lot saham senilai Rp347,21 miliar. Saham BBRI merosot 220 poin atau 6.49% ke posisi Rp3.170 per saham.

Sementara, untuk penurunan harga terdalam dialami oleh saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar 2.025 poin atau 2.63% menjadi Rp74.975 per saham. Kemudian saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang melemah 1.950 poin atau 5.38% ke Rp34.325 per saham.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan bahwa terkoreksinya IHSG hari ini lebih disebabkan faktor eksternal. Seperti diketahui, saat ini terjadi krisis finansial di Turki.

“Kalau kita lihat ada krisis di Turki jadi ini pengaruhi pasar. Karena pelemahan Turki. Kebanyakan faktor eksternal. Tapi kondisi current account defisit Indoensia itu juga pengaruhi pasar,” ujarnya, saat dihubungi di Jakarta, Senin (13/8/2018).

Lebih lanjut Ia menyebutkan saat ini pasar juga sudah naik cukup tinggi. Sehingga, saat ini pasar sedang dalam posisi jenuh.

“Pasar juga agak jenuh karena kenaikan agak banyak. Pasar juga khwatir krisis di turki merebak apa tidak. Karena exposure bank eropa cukup banyak di Turki,” jelasnya.

Dirinya memandang, pasar akan melihat terlebih dahulu seberapa besar dampak dari krisis finansial yang memimpa Turki. Sehingga, kemungnkinan indeks masih akan mengalami pelemahan.

“Kita akan lihat dalam sepekan ini berapa besar tekanan dari pasar. Kalau hari ini terkoreksi besok  bisa rebound karena cukup dalam. Tapi kalo tekanan di turki akan turun lagi. Setelah itu akan coba dicerna pasar. Kalau menyebar akan terkoreksi lagi,” ucapnya.

Baca Juga: Meningkat 21 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 3,5 Juta Penumpang Hingga Februari 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitriyani
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: