Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Melorot Rp14.600, Himbara: Masih Aman

Rupiah Melorot Rp14.600, Himbara: Masih Aman Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) mengaku tidak begitu mengkhawatirkan kemampuan bayar debitur perbankan, khususnya debitur importir, akan memburuk karena imbas negatif dari pelemahan kurs rupiah yang pada Senin ini menyentuh batas psikologis baru di Rp14.600 per dolar AS.

Sekretaris Himbara Budi Satria di Jakarta, Senin, menyebutkan sejak awal tahun bankir sudah meramalkan berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global. Sejak saat itu pula, bankir memitigasi risiko dengan membatasi penyaluran pinjaman berdenominasi valas.Di samping itu, Budi mengklaim, kepatuhan debitur untuk melakukan lindung nilai (hedging) utang valasnya sudah meningkat. Dengan begitu risiko pembengkakan pengeluaran debitur karena selisih kurs bisa dikurangi.

"Bank di Himbara konservatif dalam pinjaman valas. Masing masing bank juga mengelola risiko profilnya dengan baik," ujar Budi.

Himbara sudah melakukan simulasi dan uji ketahanan (stress test) untuk melihat rentang kurs yang aman bagi kinerja perbankan. Meskipun Budi enggan mengungkapkan rentang kurs itu, dia menyebut kurs saat ini yang sebesar Rp14.600 per dolar AS, masih dalam rentang yang aman.

"Masih dapat kami kendalikan," ujar Budi, yang juga Direktur Konsumer PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk (BTN).

Himbara terdiri dari empat bank pemerintah di Indonesia yaitu PT. Bank Mandiri Persero Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, dan PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk, serta BTN.

Pada Senin ini, nilai tukar rupiah melemah hingga 157 poin menjadi Rp14.643 dibanding posisi sebelumnya Rp14.486 per dolar AS pada pembukaan perdagangan.

Bank Indonesia menyebut tekanan terhadap rupiah Senin ini karena rentetan aksi investor yang mewaspadai efek berlanjutnya tekanan perekonomian Turki ke pasar keuangan global.

Pasar keuangan global sedang bergejolak karena kekhawatiran merambatnya imbas negatif dari gejolak sistem keuangan di Turki. Mata uang Lira telah anjlok sedemkian parah dan Senin ini berada di posisi 7,24 lira per dolar Amerika Serikat (AS).

Angka itu menunjukkan Lira Turki telah melemah melebihi 40 persen sepanjang 2018 ini.

Gejolak sistem keuangan di Turki berawal dari intervensi yang terlalu kuat dari Presiden Turki Erdogan untuk menurunkan suku bunga acuan, dan memburuknya hubungannya Turki dengan Amerika Serikat.

Di kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI Senin ini, satu dolar AS setara dengan Rp14.583 per dolar AS atau menunjukkan depresiasi rupiah sebesar 146 poin dibanding Jumat (10/8 ) yang sebesar Rp14.437 per dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: