Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kena Protes Warga, Jembatan Timbang Kembali Beroperasi

Kena Protes Warga, Jembatan Timbang Kembali Beroperasi Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Purwokerto -

Kementerian Perhubungan kembali membuka jembatan timbang di Ajibarang karena banyaknya keluhan warga Bumiayu terkait dengan kendaraan dari arah Cilacap, Purbalingga, dan Banyumas, Jawa Tengah, yang kelebihan muatan dan ukuran (ODOL).

"Jadi, kemarin mereka (warga Bumiayu, red.) mengancam mau menutup jalan. Sudah dua minggu ini, jembatan timbang di Ajibarang saya hidupkan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Ia mengatakan jika sebenarnya jembatan timbang di Ajibarang akan direlokasi karena tempatnya terlalu kecil.

Oleh karena belum ada pergerakan lelang untuk relokasi, kata dia, jembatan timbang Ajibarang dihidupkan atau dibuka kembali.

"Tahun ini yang sudah saya hidupkan sampai bulan Agustus sudah ada 11 jembatan timbang di seluruh indonesia. Kemudian bulan Sepetember nanti ada 43 jembatan timbang, kemudian akhir tahun 2018 ada 92 jembatan timbang," katanya.

Lebih lanjut, Budi mengakui jika saat sekarang, pihaknya agak masif dan lebih konsentrasi terhadap permasalahan ODOL meskipun banyak masyarakat yang mempertanyakan kenapa baru sekarang.

Menurut dia, regulasi terkait dengan ODOL sebenarnya sudah lama ada namun pengawasannya selama ini belum efektif.

"Makanya sekarang kami lakukan supaya efektif lagi. Saya sudah komunikasi dengan semua asosiasi kemudan dengan Organda, Apindo, bahkan dengan Kadin. Di Jakarta, saya dengan pusat-pusat industri sudah saya lakukan semuanya," katanya.

Ia mengatakan pihaknya saat sekarang sedang menyiapkan prototipe jembatan timbang yang ideal di Balonggandu, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Menurut dia, jembatan-jembatan timbang yang ada saat sekarang merupakan sisa-sisa dari pemerintah provinsi yang kadang tempatnya kecil dan dipaksakan karena yang penting untuk pendapatan asli daerah.

"Kalau sekarang kan untuk pengawasan, ada pelanggaran, ya saya tilang. Jadi, kadang jembatan timbang asal ada dulu, kecil, dan sebagainya sehingga kalau kecil dan tidak memenuhi syarat, saya pindahkan atau tutup," katanya.

Terkait dengan jembatan timbang yang akan dihidupkan hingga akhir tahun 2018, Budi mengatakan 93 titik di antaranya sudah mendekati ideal karena telah tersedia tempat parkir.

Selain itu, kata dia, semua bangunan jembatan timbang itu diubah termasuk dengan filosofinya.

"Kalau dulu kan gelap tertutup, kalau sekarang saya buat menjadi terang, kemudian terbuka, kemudian juga orang masuk ke mana arahnya cukup," katanya.

Menurut dia, jembatan timbang seharusnya dilengkapi dengan gudang untuk menampung muatan yang diturunkan karena melebihi kapasitas.

Akan tetapi saat sekarang, kata dia, muatan yang diturunkan itu diangkut truk lain yang telah disiapkan.

"Itu yang kelebihan 100 persen karena hasil evaluasi kita, untuk 100 truk yang masuk jembatan timbang itu, yang lebih dari 100 persen itu ada 2,5 persen. Jadi dia memang sangat berat sekali, dia tidak mengutamakan keselamatan dan kerusakan tapi lebih utama pada keuntungan dia," katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: