Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sedih, Rupiah Malah Murung Jelang Kemerdekaan RI

Sedih, Rupiah Malah Murung Jelang Kemerdekaan RI Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ibarat kado pahit jelang Kemerdekaan RI. Pasalnya Rupiah masih mengalami depresiasi cukup dalam dan meneruskan tren pelemahan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).

pada perdagangan Selasa, (14/8/2018) nilai tukar rupiah dibuka melemah 8 poin atau 0,05% ke level Rp14.615 per Dolar AS. Pelemahan mata uang garuda jelang hari kemerdekaan Indonesia ke-73 diprediksi akan terus mengalami tekanan.

Analis AAEI Reza Priyambada mengatakan, masih melemahnya mata uang Lira Turki membuat pergerakan dolar AS kian menguat. Akibatnya laju rupiah pun bergerak kembali ke zona merahnya. Diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.580-Rp14.622 per dolar AS. Sentimen negatif Lira Turki menjadi pemicunya.

"Masih melemahnya mata uang Lira Turki membuat pergerakan dolar AS kian menguat. Sesuai perkiraan sebelumnya, rupiah kembali terdepresiasi. Pelaku pasar juga masih bereaksi negatif atas rilis penurunan cadangan devisa dan melebarnya defisit neraca pembayaran," ujar dia di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Saat ini, kata dia, pelaku pasar cenderung meningkatkan permintaannya atas dolar AS. Sementara itu, adanya pemberitaan dimana pemerintah terlihat pusing dengan anomali pergerakan rupiah yang kian terdepresiasi kian menambah sentimen negatif pada pergerakan rupiah. kondisi ini dapat membuat laju rupiah berpeluang melemah kembali.

"Meski terdapat peluang melemah, namun diharapkan aksi jual dapat lebih terbatas agar Rupiah tidak melemah lebih dalam. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah," ungkapnya.

Sejalan dengan Reza, Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed, mengungkapkan Rupiah menghadapi tekanan jual yang tinggi karena krisis ekonomi di Turki mengganggu sentimen global dan menciptakan kondisi risk-off.

"Mata uang Indonesia merosot ke level yang tak pernah tersentuh sejak Oktober 2015 di atas 14600. Rupiah sepertinya akan tetap tertekan karena selera risiko investor yang rendah dan Dolar yang menguat secara umum," papar Hussein.

Karena itu, kata dia, BI mungkin mempertimbangkan untuk meningkatkan suku bunga guna mendukung Rupiah. "Dari aspek teknis, USDIDR mempunyai ruang untuk menyerang 14700 di jangka pendek karena situasi risk-off yang dipicu krisis Turki mengurangi minat terhadap aset pasar berkembang," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: