Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rights Issue, Bank Mayapada Patok Harga Rp2.200 Per Saham

Rights Issue, Bank Mayapada Patok Harga Rp2.200 Per Saham Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) mematok harga sebesar Rp2.200 per saham pada rencana Penawaran Umum Terbatas (PUT) XI dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD atau rights issue yang bakal digelar perseroan. Dalam aksi tersebut perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 910.988.100 saham seri B atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah).

Alhasil, perseroan bakal memperoleh dana sekitar Rp2 triliun dari rencana penambahan modal tersebut. Nantinya, setiap pemegang enam saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal 27 September 2018 pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia berhak atas satu saham HMETD di mana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.200.

Dalam aksi ini perseroanĀ mengatakan tidak memiliki pembeli siaga. Dengan demikian, apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan masih terdapat sisa saham dalam PUT XI ini maka saham tersebut tidak akan dikeluarkan.

HMETD dapat diperdagangkan baik di dalam maupun di luar BEI sesuai Peraturan Nomor POJK.31/POJK.04/2015 selama lima hari bursa mulai tanggal 1 Oktober 2018 sampai dengan 5 Oktober 2018.

Pencatatan saham hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di BEI pada tanggal 1 Oktober 2018. Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah tanggal 5 Oktober 2018 sehingga HMETD yang tidak dilaksanakan sampai dengan tanggal tersebut tidak akan berlaku.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mayapada, Hariyono Tjahjarijadi, mengatakan rencana penambahan modal ini sebagai upaya penguatan struktur permodalan (capital adequacy ratio/CAR) perseroan untuk meningkatkan kegiatan usaha, kinerja perseroan, dan daya saing dalam industri perbankan.

"CAR akhir tahun 20% dari saat ini 14%, dengan catatan penjualan subordinasi terjual semua. Ini harus, meski di semester II banyak yang mengeluarkan subdebt," ujarnya usai RUPSLB di Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Adapun penurunan modal diakibatkan penyaluran kredit yang tumbuh dua digit. Selain itu, rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan mengalami peningkatan dari 2,78% pada Juni 2017 menjadi 4,34% pada Juni 2018. Guna mendukung ekspansi bisnis dan mempertebal permodalan, perseroan pun mencari dana tambahan senilai Rp5 triliun selama 2018.

"Net interest margin (NIM) tergerus. Kredit bermasalah juga harus ada pencadangannya. Jadi, otomatis tidak bisa sebaik tahun lalu," katanya.

Untuk informasi, pemegang saham pengendali Bank Mayapada adalah JPMCB-Cathay Life Insurance Co Ltd dengan kepemilikan saham 40% dan PT Mayapada Karunia dengan kepemilikan saham 26,42%. Selain itu, 10% saham dimiliki oleh Galasco Investments Ltd, Unity Rise Ltd memiliki 7,31% saham, dan 16,27% adalah saham publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: