Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tujuh Bulan, Neraca Perdangan RI Masih Defisit US$3,09 Miliar

Tujuh Bulan, Neraca Perdangan RI Masih Defisit US$3,09 Miliar Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 defisit sebesar US$2,03 miliar. Perinciannya nilai ekspor mencapai US$16,24 miliar dan impor US$18,27 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Januari-Juli 2018 masih mengalami defisit US$3,09 miliar.

"Defisit US$3,09 miliar ini dipicu oleh defisit sektor migas, namun surplus sektor nonmigas," kata Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/8/2018).

Ia mengatakan bahwa selama periode Juni-Juli 2018 pergerakan komoditas nonmigas masih mengalami ketidakpastian. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain batu bara, nikel, dan tembaga. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain minyak kelapa sawit, emas, dan aluminium.

"Harga minyak mentah mengalami kenaikan tipis. Jika pada bulan Juni 2018 sebesar US$70,36 per barel maka pada Juli 2018 sebesar US$70,68 per barel. Dengan demikian, perkembangan harga ini akan berpengaruh pada nilai ekspor dan impor Indonesia," ujarnya.

Suhariyanto mengatakan nilai ekspor bulan Juli 2018 sebesar US$16,24 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 25,19%  dibandingkan ekspor Juni 2018 yang sebesar US$13 miliar. Bila dibandingkan dengan Juli 2017 juga mengalami kenaikan sebesar 19,33% (US$13,62 miliar).

"Salah satu penyebab kenaikan signifikan pada ekspor adalah libur lebaran. Habis lebaran ekspor pasti meningkat. Jadi, ekspor kita tumbuh dan menggeliat dan diharapkan ke depan ekspor akan tumbuh bagus," ucap dia.

Suhariyanto mengatakan kenaikan nilai ekspor Juli dibandingkan Juni 2018 disebabkan peningkatan ekspor nonmigas sebesar 31,18% sebaliknya ekspor migas mengalami penurunan sebesar 15,06%.

"Kenaikan ekspor nonmigas disumbang oleh kendaraan dan bagiannya, lemak dan minyak hewan nabati serta bahan bakar mineral. Sementara penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor pada minyak mentah, gas, dan hasil minyak," ujarnya.

Sementara itu, nilai impor nasional pada Juli 2018 sebesar US$18,27 miliar atau naik 62,17% dibanding impor pada Juni 2018 sebesar US$11,26 miliar. Sementara bila dibandingkan posisi Juli 2017 juga naik 31,56% (US$13,89 miliar).

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Lindungi dan Lestarikan Bahasa Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: