Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Rupiah Lebih Tertekan Jika Bunga Ditahan

BI: Rupiah Lebih Tertekan Jika Bunga Ditahan Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia menyebutkan Rupiah bisa tertekan lebih dalam pada perdagangan Kamis (16/8/2108) ini jika suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" tidak dinaikkan 0,25% menjadi 5,5%.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, kenaikan suku bunga acuan yang sudah terakumulasi tahun ini sebesar 125 basis poin itu untuk memberikan sinyal ke pasar bahwa Bank Sentral tetap ingin menjaga daya tarik aset-aset berdenominasi Rupiah dan prioritas stabilitas perekonomian.

"Kenaikan itu sudah membantu untuk menahan lebih dalam untuk Rupiah. Kalau kemarin tidak ada kenaikan, mungkin ceritanya akan lain," ujarnya di Gedung DPR/MPR/DPD di Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Dody mengklaim tekanan ekonomi eksternal menjadi biang keladi nilai tukar Rupiah masih melemah hari ini.

Otoritas moneter, kata Dody, akan tetap menstabilisasi nilai tukar di pasar agar Rupiah tidak lebih jauh melemah dari fundamentalnya.

"Ini (Rupiah) saat ini sudah di luar fundamentalnya," katanya.

Dia menjelaskan, stabilisasi yang dilakukan BI melalui intervensi adalah ketika nilai tukar Rupiah di pasar sudah terlalu jauh dari fundamentalnya. Intervensi BI bisa melalui pasar valuta asing maupun obligasi.

Jika nilai tukar mulai bergerak stabil, Bank Sentral akan mengurangi intervensinya dan membiarkan mekanisme pasar berjalan dengan baik.

Nilai tukar Rupiah di pasar spot pada Kamis ini kembali melemah ke batas psikologis Rp14.600 per dolar AS. Kamis ini, saat penutupan pasar, Rupiah menurun sebesar 10 poin ke level Rp14.603 per dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: