Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

6 Jurus TPID Jaga Inflasi Sulsel Jelang Idul Adha

6 Jurus TPID Jaga Inflasi Sulsel Jelang Idul Adha Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Bank Indonesia (BI) dan seluruh instansi yang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulsel berusaha menjaga inflasi pada kisaran 3,5 plus minus 1%. Laju inflasi rendah yang dicatat pada Juli 2018 berupaya dipertahankan pada Agustus tahun ini yang bertepatan dengan momentum Hari Raya Idul Adha. 

Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel, Bambang Kusmiarso, menyampaikan upaya koordinasi dan stabilisasi harga terus diperkuat, terutama untuk pengendalian kelompok velotile foods. Terdapat setidaknya enam jurus yang disiapkan TPID untuk menjaga ketersediaan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi ekspektasi. 

Jurus pertama, Bambang menyebut pihaknya bersama pemerintah daerah berupaya menjamin ketersediaan distribusi pangan, terlebih menjelang dan selama Hari Raya Idul Adha. "Kita upayakan menjaga ketersediaan pasokan pangan, termasuk ketersediaan ternak untuk mengantisipasi peningkatan permintaan saat Idul Adha," kata Bambang, di Makassar. 

Jurus kedua, Bambang mengungkapkan pihaknya mendorong gerakan tanam cabai, tomat, kangkung, bawang merah dan komoditas utama penyumbang inflasi melalui peduli inflasi. Gerakan tanam cabai juga dapat menggunakan lahan pekarangan atau lahan kosong lainnya dengan jadwal tanam disesuaikan waktu peningkatan kebutuhan masyarakat. 

Strategi berikutnya, TPID menyarankan optimalisasi pemanfaatan gudang di Kota Makassar. Dengan cara itu, stok pangan dapat disimpan yang bermuara pada ketersediaan pangan. Jurus keempat, Bambang menuturkan pihaknya mendorong implementasi program smart Inflation control di Kota Daeng yang disebut 'Lammorona Makassar'. 

"Kita dorong penerapan smart Inflation control di Makassar melalui pengadaan 10 truk untuk menjual komoditas utama yang mengalami kenaikan dengan harga yang tentunya terjangkau," terang Bambang. 

Jurus kelima, TPID menyarankan pemanfaatan tempat pelelangan ikan di Kota Makassar sebagai sentra penjualan komoditas perikanan penyumbang inflasi, semisal bandeng. Cara itu dapat dilakukan dengan bekerja-sama dengan daerah pemasok. Strategi terakhir alias keenam, pihaknya juga menyarankan penyediaan/pemanfaatan cold storage untuk menyimpan komoditas perikanan. 

Secara umum, Bambang mengungkapkan inflasi Sulsel pada Juli 2018 sebesar 0,56% terbilang rendah dan terkendali. Masih terjadinya inflasi pada periode tersebut dipicu oleh kenaikan harga daging ayam ras. Adapun komoditas bandeng yang selama ini menjadi penyumbang inflasi relatif terkendali bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: