Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rekonstruksi Lombok Ditarget Tuntas 1-2 Tahun

Rekonstruksi Lombok Ditarget Tuntas 1-2 Tahun Kredit Foto: Kementrian PUPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga menargetkan, untuk rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga yang rusak akan selesai dalam waktu satu tahun.

Dia menjelaskan, teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) menggunakan sistem modular, sehingga penyelesaian mudah dipasang dan lebih cepat dibandingkan konstruksi rumah konvensional. Biayanya terjangkau, mudah dipindahkan karena knock down, tahan gempa, dan dapat dimodifikasi menjadi bangunan kantor, puskesmas, rumah sakit, sekolah, dan lainnya. 

"Dengan ukuran tipe 36 dan biaya tiap 1 meter persegi sekitar Rp1,5 juta, maka biaya yang dibutuhkan sekitar Rp50 juta per unit rumah. Untuk komponen paling mahal, yakni besi dan semen, akan dipasok oleh BUMN untuk memastikan harga pembangunannya sama. Kami pasti instruksikan untuk gunakan komponen dalam negeri," ujar Danis dalam keterangannya yang diterima redaksi Warta Ekonomi, Selasa (21/8/2018). 

Untuk rekonstruksi fasilitas publik, Danis mengatakan, telah memulai pembangunan pasar, seperti di Pasar Tanjung dan Pemenang, agar roda aktivitas sosial ekonomi warga dapat segera berjalan kembali. Sementara untuk fasilitas pendidikan yang rusak telah teridentifikasi lebih dari 500 sekolah yang terdiri dari PAUD, SD, SMP, SMA/SMK dan sudah mulai dilakukan perbaikan di 43 sekolah. 

"Hingga saat ini, sudah dimulai pembangunan 20 unit Risha dan 4 Rumah Unggul Sistem Panel Instan (Ruspin) yang akan digunakan sebagai rumah petugas, musala dan rumah sakit sementara. Dari hasil identifikasi sementara sekitar 78 fasilitas publik dan 36.000 rumah mengalami rusak berat dan diperlukan waktu untuk rekonstruksi bangunan permanen sekitar 2 tahun," kata Danis. 

Ditambahkan Danis, sebagai prioritas utama untuk membantu kebutuhan dasar masyarakat, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1-Ditjen Sumber Daya Air telah memfungsikan sebanyak 44 titik sumur bor dan pompa air tanah dengan kapasitas 15-20 liter per detik yang tersebar di 5 titik di Lombok Timur dan 39 titik di Lombok Utara, NTB.

"Sistem transmisi dan distribusi air perpipaan PDAM di Kecamatan Tanjung sampai Senggigi juga sudah hidup dan dimanfaatkan masyarakat," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: