Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

3 Jalur Ini Bisa Pacu Hilirisasi Industri CPO

3 Jalur Ini Bisa Pacu Hilirisasi Industri CPO Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian memacu hilirisasi di sektor industri minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) agar dapat meningkatkan nilai tambah, sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Selama ini, industri pengolahan sawit mampu memberikan kontribusi signifikan bagi Indonesia karena sebagai produsen dan eksportir terbesar dunia.

Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, Kemenperin berupaya agar minyak kelapa sawit dan turunannya bisa diolah dan dijual ke luar negeri. 

"Saat ini tengah dikaji agar produk tersebut bisa dijual dan tidak akan ada permasalahan nantinya," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Putu menyebutkan, ada tiga jalur hilirisasi industri CPO di dalam negeri yang masih potensial untuk terus dikembangkan. Pertama, hilirisasi oleopangan (oleofood complex) yaitu industri-industri yang mengolah produk industri Refinery untuk menghasilkan produk antara oleopangan (intermediate oleofood) sampai pada produk jadi oleopangan (oleofood product).

"Berbagai produk hilir oleopangan yang telah dihasilkan di Indonesia, antara lain minyak goreng sawit, margarin, vitamin A, vitamin E, shortening, es krim, krimer, cocoa butter atau specialty-fat," tutur dia.

Kemudian, hilirisasi oleokimia (oleochemical complex) yaitu industri yang mengolah produk industri Refinery untuk menghasilkan produk-produk antara oleokimia, oleokimia dasar sampai pada produk jadi, seperti produk biosurfaktan (produk deterjen, sabun, dan sampo), biolubrikan (biopelumas), dan biomaterial (bioplastik).

Ketiga, hilirisasi biofuel (biofuel complex) yaitu industri yang mengolah produk industri Refinery untuk menghasilkan produk-produk antara biofuel sampai pada produk jadi biofuel, seperti biodiesel, biogas, biopremium, bioavtur, dan lain-lain.

"Terkait dengan hilirisasi biofuel, saat ini pemerintah tengah serius untuk menerapkan program biodiesel 20% (B20) secara penuh di Indonesia, dan memperluas penggunaan B20 di semua kendaraan bermotor," papar Putu.

Putu meyakini program B20 dapat meningkatkan pemanfaatan bahan baku lokal serta diproyeksi mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 3,5-4,5 juta liter ton per tahun atau kurang lebih setara dengan US$5,5 miliar per tahun.

"Dalam rangka mendukung hal tersebut, pemerintah sedang menyusun Rancangan Peraturan Presiden terkait kewajiban pencampuran B20 bagi sektor Public Service Obligation (PSO) dan non-PSO," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: