Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mandiri e-Money Dominasi 80% Industri Kartu Prabayar Nasional

Mandiri e-Money Dominasi 80% Industri Kartu Prabayar Nasional Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Bandung -

Jumlah kartu berlogo Mandiri e-Money yang beredar mencapai hampir 15 juta kartu. Per akhir Juli 2018, frekuensi transaksi finansial Mandiri e-money tercatat sebesar 703,4 juta transaksi dengan nilai sekitar Rp8 Triliun. Atas pencapaian tersebut, saat ini Mandiri e-money tercatat menguasai 80% industri kartu prabayar nasional. 

Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan untuk Mandiri e-Cash per akhir Juli 2018, tercatat sebanyak 4,9 juta user register Mandiri e-Cash dengan frekuensi transaksi finansial sebesar 2,8 Juta transaksi dan nominal transaksi sekitar Rp413 Miliar. 

"Semester I, transaksi Mandiri e-Cash sekitar Rp413 Miliar," katanya kepada wartawan di Kabupaten Bandung Barat, Jumat (24/8/2018).

Sementara itu, bank Mandiri bersama Kementerian Pariwisata tengah mengembangkan program destinasi wisata digital. Proyek percontohan destinasi wisata digital ini dilakukan di objek wisata Orchid Forest yang berlokasi di Lembang, Desa Cikole, kabupaten Bandung Barat.

Selain itu, Bank Mandiri bersama Kementerian Pariwisata juga telah melakukan kerjasama co-branding e-Money bertajuk Pesona Indonesia. 

Selanjutnya, Bank Mandiri  akan menyediakan infrastruktur berupa EDC untuk penerimaan pembayaran non tunai melalui kartu kredit, kartu debit, Mandiri e-Money, dan Mandiri e-Cash di daerah wisata.

Menurut Thomas, pada tahap awal proyek percontohan destinasi wisata digital ini, Bank Mandiri juga akan menyiapkan berbagai layanan keuangan untuk mendukung kemudahan transaksi wisatawan di Orchid Forest. 

Salah satunya dengan menyediakan infrastruktur berupa EDC untuk penerimaan pembayaran non tunai melalui kartu kredit, kartu debit, Mandiri e-Money dan Mandiri e-Cash. Kedepannya akan dikembangkan juga transaksi melalui e-Commerce.

“Kami akan kembangkan layanan pembayaran elektronik lainnya di lokasi wisata ini sehingga seluruh transaksi keuangan oleh wisatawan yang datang dapat dilakukan dengan pola cashless,” katanya.

Destinasi wisata digital merupakan destinasi pariwisata yang menggunakan transaksi cashless dimana di lokasi tersebut pengunjung akan melakukan pembayaran secara non tunai. 

Destinasi pariwisata yang dipilih adalah destinasi wisata yang unik dan fotogenik. Para pengunjung nantinya diharapkan bisa menikmati keindahan pemandangan alam, dan pada saat diunggah ke media digital atau media sosial (medsos) dapat terlihat fotogenik, atau yang sering disebut dengan istilah instagramable.

"Diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung untuk datang ke lokasi destinasi wisata digital tersebut," ujarnya.

Adapun, Direktur Utama Orchid Forest Maulana Akbar atau yang biasa dipanggil Barry mengemukakan bahwa, uji coba destinasi wisata digital ini akan dimonitor dengan baik sehingga dapat terimplementasi dengan optimal. 

“Kami sendiri bangga dapat menjadi percontohan bagi destinasi-destinasi wisata yang lain untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata digital,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: