Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPK Didesak Audit Investigatif Program Cetak Sawah

BPK Didesak Audit Investigatif Program Cetak Sawah Kredit Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diminta untuk turut andil dalam mengaudit investigatif mengenai program-program terkait pertanian seperti terkait program cetak sawah.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga menyatakan pihaknya tengah melakukan evaluasi program cetak sawah baru karena tidak sedikit cetak sawah yang dibuat di titik-titik yang tidak memiliki sumber air untuk dijadikan saluran irigasi.

Menurut dia, polemik soal perberasan yang kini mengemuka sejatinya harus dituntaskan serius karena persoalan impor, berapa sebenarnya produksi beras, dugaan korupsi cetak sawah, dan penyalahgunaan bantuan petani bukan hanya harus diselidiki penegak hukum di setiap wilayah melainkan harus dilakukan di tingkat nasional. Viva menegaskan, sudah seharusnya KPK menggandeng auditor negara atau BPK untuk mengaudit investigasi atas berbagai proyek di Kementerian Pertanian, utamanya perberasan.

"Harusnya kalau cetak sawah baru itu dekat dengan sumber air, dekat mata air, dalam rangka untuk saluran irigasi tersier. Tapi (ada cetak sawah baru) itu tidak ada sumber air, tidak ada mata air, tidak ada sungai, dibangun. Artinya salah itu," ujarnya dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (26/8/2018) dini hari.

Guna melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan program cetak sawah baru, pihaknya telah membentuk Panja Pengawasan Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah Baru.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Badget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi berpendapat bahwa seharusnya juga ada penyelidikan di tingkat nasional terkait hal tersebut.

"Seharusnya KPK turun tangan untuk menyelidiki kasus-kasus terkait program beras, seperti cetak sawah sampai bantuan kelompok tani ini," ujar Uchok Sky Khadafi.

Uchok menuturkan, jika program cetak sawah bermasalah pada tingkat petani maka patut diduga juga bermasalah di kementerian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: