Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendapatan Asuransi Jiwa Turun 22,9% di Kuartal II 2018

Pendapatan Asuransi Jiwa Turun 22,9% di Kuartal II 2018 Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan total pendapatan industri asuransi jiwa pada kuartal II 2018 sebesar Rp89,71 triliun, turun 22,9% bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yabg sebesar Rp116,35 triliun. Adapun hasil tersebut dihimpun dari 58 perusahaan-perusahaan asuransi jiwa anggota, dari total 59 perusahaan anggota.

Penurunan total pendapatan ini akibat dari merosotnya hasil investasi dimana pada kuartal II 2018 tercatat turun 135,5% menjadi minus Rp8,35 triliun dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp23,53 triliun.

"Hal ini disebabkan utamanya karena kondisi pasar modal di awal tahun 2018 yang belum terlalu baik dimana IHSG yang bergejolak tahun ini yang berimbas pada hasil investasi," kata Ketua Umum AAJI, Hendrisman Rahim, saat paparan kinerja asuransi jiwa di Jakarta, Senin (27/8/2018).

Kendati demikian, total jumlah investasi industri asuransi jiwa meningkat 2,4% menjadi 445,83 triliun. Sementara itu pendapatan premi masih menjadi penopang utama total pendapatan industri asuransi jiwa pada kuartal II 2018 ini.

"Total pendapatan premi merupakan kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 104,3%. Nilai pendapatan premi ini lebih besar dibandingkan total pendapatan yang disebabkan nilai negatif dari hasil investasi yang cukup tinggi," jelasnya.

Pada kuartal kedua 2018, tercatat total pendapatan premi bertumbuh 5,5% sebagai hasil dari meningkatnya pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan, menjadi Rp93,58 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp88,66 triliun.

Pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 9,5% dan berkontribusi sebesar 44,9%, selanjutnya dari saluran keagenan mengalami pertumbuhan tertinggi di antara saluran distribusi yang ada sebesar 9,9% dengan kontribusi 39,3%, sementara saluran distribusi alternatif mengalami perlambatan 12,2% dan memiliki kontribusi sebesar 15,9%.

"Kuartal berikutnya, bahwa memang akan turun dan kita bisa lihat ada batasnya dari titik tertentu dan akan kembali lagi naik ke atas. Penurunan tahun ini sudah diprediksi karena kita masuk tahun politik. Kita siap dengan penurunan ini," paparnya.

Dengan kondisi tersebut total aset industri asuransi jiwa tetap tumbuh sebesar 1,2% menjadi Rp499,96 triliun dibanding pencapaian periode yang sama tahun 2017 senilai Rp493,99 triliun.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: