Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

3 Startup Ini Serukan Pentingnya Memajukan Edtech untuk Pendidikan di Indonesia

3 Startup Ini Serukan Pentingnya Memajukan Edtech untuk Pendidikan di Indonesia Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa tahun belakang, education technology (edtech) muncul ke ranah publik melalui berbagai macam artikel mengenai transformasi pendidikan. Di Asia sendiri, edtech semakin diminati dan diimplementasikan di banyak negara.

Mengingat jumlah populasi yang sangat besar, luas wilayah dan tidak meratanya akses pendidikan berkualitas bagi semua orang, teknologi menjadi salah satu harapan bagi isu pendidikan di Asia. Terlebih lagi, populasi pengguna internet di Asia mencapai 1,7 miliar orang menurut data dari Internet World Stats. 

Dengan China sebagai pengguna internet terbanyak di Asia, industri edtech di sana menjadi yang terbesar. Sebut saja Yuanfudao yang merupakan unicorn edtech pertama di China, menyusul Baiju di India, lalu Quipper yang menguasai pasar edtech di Jepang, Filipina, dan Indonesia. 

Quipper merupakan perusahaan teknologi pendidikan yang memiliki misi membawa pendidikan terbaik ke pelosok dunia, dan berkomitmen menjadi bagian ekosistem pendidikan di Indonesia. Layanan Quipper yang terdiri dari Quipper School, Quipper Video, dan Quipper Campus bertujuan membantu siswa menerima pendidikan tanpa batasan dan memberdayakan pendidik menyebarkan pengetahuan. Saat ini, layanan Quipper telah digunakan lebih dari 5 juta siswa dan 350.000 guru di seluruh Indonesia. 

"Melalui jasa layanan Quipper, kami akan terus memberi dukungan kepada para siswa dan guru agar mereka bisa menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna," tutur Takuya Homma, Founding Member Quipper dan Country Manager Quipper Indonesia, Selasa (28/8/2018), di Jakarta. 

Sementara itu, melihat persaingan di dunia edtech, Zenius, perusahaan edtech yang sudah malang melintang di Indonesia sejak 2007 ini memiliki perhatian khusus terhadap pemahaman konsep dan penalaran ilmiah di samping pemanfaatan teknologi.

Sabda PS, founder Zenius, mengatakan, dengan dinamisnya perkembangan dunia saat ini, sangat penting bagi peserta didik Indonesia memiliki kemampuan kognitif, yakni kemampuan dasar berpikir yang kuat agar dapat terus beradaptasi. 

Video materi pembelajaran Zenius pun dibuat dengan ukuran minim, mengingat sulitnya akses internet high-bandwidth di seluruh pelosok Indonesia. 

Selain Quipper dan Zenius, ada Solve Education! yang merupakan organisasi nirlaba dan dianggap berkontribusi bagi pertumbuhan industri edtech di Indonesia. Solve Education! berfokus pada perbaikan motivasi dan cara belajar. Melalui riset yang dilakukan Solve Education! ditemukan fakta, gamification merupakan faktor dominan yang berperan penting dalam perbaikan motivasi belajar anak. 

Director, Education and Development Solve Education!, Talitha Amalia mengatakan, pihaknya membangun arsitektur mobile untuk educational games guna membantu para pelajar dan pengajar sekaligus.

"Arsitektur ini nantinya dapat digunakan berbagal pihak untuk mendesain edukasi mereka menggunakan pendekatan micro learning," jelasnya. 

Quipper, Zenius, dan Solve Education! berfokus pada konten berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pelajar di Indonesia. Konten dan tenaga pengajar atau guru dianggap menjadi fondasi utama dalam industri edtech karena kedua hal tersebut bagaikan dua sisi mata uang yang saling berhubungan satu sama lain. 

Meskipun adopsi teknologi pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan tersendiri, namun sebagai tiga pemain besar di industri edtech Indonesia, Quipper, Zenius, dan Solve Education! berharap seluruh elemen penting dalam pendidikan dapat berkontribusi memberikan pendidikan terbaik ke seluruh pelosok Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: