Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Intervensi Pasar Beras Jangan Salah Sasaran

Intervensi Pasar Beras Jangan Salah Sasaran Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator (Rakor) Perekonomian memutuskan pemerintah mulai melakukan intervensi pasar beras. Intervensi juga dilakukan demi menjaga inflasi di angka 3,5%.

Pengajar Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB),  Rachmat Pambudy, mengatakan langkah intervensi pasar merupakan keputusan resmi pemerintah, maka masyarakat petani harus meyakini pemerintah sudah mengkaji berbagai pertimbangan. 

“Kalau ada yang dirugikan, tinggal tanya Kemendag, tanya pemerintah. Karena kewajiban pemerintah menjaga stabilitas pasokan, ketersediaan dan stabilitas harga beras di pasar," jelasnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Agung Hendriadi menuturkan, cadangan beras pemerintah akan dipertahankan sebanyak 2 juta ton. Oleh karena itu, meskipun Cadangan Beras Pemerintah (CBP) akan digunakan untuk stabilitasi harga, Pemerintah akan berupaya mengisinya kembali. Salah satunya melalui produksi dalam negeri. 

“Pemerintah tetap dan wajib mengutamakan pasokan beras dari dalam negeri terlebih dahulu sebelum mengimpor beras. Ketentuan ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 17/2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi," tegas Agung. 

CBP dapat digunakan untuk bantuan sosial, kebutuhan beras sejahtera (rastra), stabilitas harga, hingga bantuan kepada korban bencana alam. Agung mencatat, stok beras Perum Bulog saat ini terdiri atas pengadaan dalam negeri sebanyak 1,3 juta ton, dan sisanya beras impor 529.523 ton. Jumlah itu, katanya, melebihi batas aman yang ditentukan sebanyak 1,5 juta ton. 

Sementara itu, cadangan beras pemerintah juga ada di tingkat penggilingan (gudang-gudang penggilingan di seluruh Indonesia). Per 21 Agustus 2018 jumlahnya mencapai 1,23 juta ton. 

 

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: