Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahasiswa FTUI Ciptakan Kapal untuk Tingkatkan Hasil Budidaya Ikan Bandeng

Mahasiswa FTUI Ciptakan Kapal untuk Tingkatkan Hasil Budidaya Ikan Bandeng Kredit Foto: Humas dan KIP Universitas Indonesia
Warta Ekonomi, Depok -

Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) jurusan Teknik Mesin berhasil ciptakan sebuah kapal untuk mempermudah distribusi pupuk bagi para pembudidaya ikan bandeng. Kapal yang diberi nama Milkfish Fertilizer Ship (MFS) ini diproyeksikan mampu membantu lebih dari 110 ribu pekerja tambak bandeng di Indonesia untuk meningkatkan jumlah dan kualitas ikan bandeng.

Dalam rilis menyebutkan, MFS juga mampu mempersingkat durasi penebaran pupuk yang sebelumnya memerlukan waktu sekitar 6 jam namun dengan menggunakan kapal tersebut bisa lebih efisien berkisar 4 – 4,5 jam.

Ketiga mahasiswa Teknik Mesin UI ini adalah Teddy Heriyanto, Yahya Dimas Zakaria, dan Yolanda Rudy Johan di bawah bimbingan Dosen Tenik Mesin UI Dr. Ario Sunar Baskoro.

Selaku ketua tim – Teddy menuturkan status budidaya bandeng di Indonesia menunjukkan prospek yang baik, namun sayangnya, biaya yang dikeluarkan untuk budidaya ikan bandeng tergolong masih cukup mahal. Hal ini dikarenakan pakan yang digunakan bukan pakan alami (pellet).

"Berangkat dari permasalahan tersebut kami akhirnya memutuskan untuk menciptakan alat yang mampu menebar pupuk dengan merata yang berimplikasi pada tumbuh suburnya pakan alami (klekap) pada tambak. Selain itu alat ini juga mampu mencegah rusaknya struktur tanah akibat penyebaran secara manual dan semakin mengefisienkan waktu penyebaran pupuk,” ujar Teddy, Depok, Selasa (28/08/2018).

Dengan adanya MFS, pupuk tambak akan terdistribusi dengan baik sehingga tanah tambak tumbuh subur dan menghasilkan pakan alami Bandeng yang berupa klekap, lumut, dan plankton untuk ikan bandeng.

Diharapkan alat yang berbentuk kapal dua hull ini mampu  meningkatkan budidaya ikan bandeng tanpa mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu mendukung peningkatan program kerja Pemerintah dalam roadmap Pembangunan Kelautan dan Perikanan 2015-2019.

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: