Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inilah Profil dan Sepak Terjang Nicke Widyawati

Inilah Profil dan Sepak Terjang Nicke Widyawati Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi mengumumkan penghuni kursi Direktur Utama PT Pertamina (Persero), yakni Nicke Widyawati yang sebelumnya menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina.

Sebelumnya Nicke pernah ditugaskan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Minyak dan Gas ini sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) di penghujung 2017.

Wanita kelahiran Tasikmalaya 25 Desember 1967 ini juga sempat mengemban tugas di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1.

Namanya kian melejit. Puncaknya pada April 2018 ketika Bos Pertamina kala itu Elia Masa Manik diberhentikan dengan terhormat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, kemudian Nicke diangkat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina.

Setelah empat bulan kursi Dirut Pertamina kosong (April-Agustus), akhirnya pada hari ini, Rabu (29/8/2018), lulusan Institut Teknologi Bandung ini secara resmi diangkat sebagai Direktur Utama definitif.

Pengangkatan Nicke sebagai Direktur Utama Pertamina oleh Rini Soemarno bukan tanpa alasan. Kala menjadi bagian di tubuh Pertamina, Nicke sukses mengantarkan pembentukkan Holding BUMN Sektor Migas, di mana Pertamina menjadi induk Holding dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebagai anggotanya.

Diketahui, Holding BUMN Migas akan menghasilkan sejumlah manfaat. Di antaranya memperkuat infrastruktur migas di Indonesia dan menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi, sehingga tercipta harga gas yang lebih terjangkau untuk konsumen. Serta meningkatkan kapasitas dan volume pengelolaan gas bumi nasional.

Tak hanya sampai di situ, bersama dengan Nicke, Pertamina akan menjadi pengelola Blok Rokan setelah kontrak habis pada 2021. Pertamina mengambil alih blok itu setelah 50 tahun dikelola Chevron.

Blok Rokan sendiri termasuk blok migas yang bernilai strategis. Produksi migas Blok Rokan menyumbang 26% dari total produksi nasional. Blok dengan luas 6.220 km itu memiliki 96 lapangan, di mana tiga lapangan berpotensi menghasilkan banyak minyak, yaitu Duri, Minas, dan Bekasap. Tercatat, sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total minyak di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: