Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komoditas dari Singapura Dominasi Aktivitas Impor Sulsel

Komoditas dari Singapura Dominasi Aktivitas Impor Sulsel Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Sulsel periode Januari-Juli 2018 menembus US$685,11 juta. Komoditas-komoditas yang masuk ke pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia pada tahun ini ternyata kebanyakan berasal dari negara tetangga yakni Singapura. 

Sepanjang 2018, BPS mencatat nilai impor Sulsel dari Singapura mencapai US$259,87 juta. Singapura bisa dibilang sangat dominan pada aktivitas impor Sulsel. Toh, negara-negara lain yang juga mencatakan impor besar yakni Thailand (US$87,47 juta) dan Tiongkok (US$68,99 juta) tertinggal cukup jauh. 

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulsel, Akmal, mengungkapkan Singapura memang merupakan negara yang cukup dominan dalam aktivitas impor Sulsel. Statistik teranyar pada Juli 2018, nilai impor Sulsel dari Singapura juga yang tertinggi mencapai US$49,64 juta. Disusul Australia (US$13,83 juta) dan Tiongkok (US$11,59 juta). 

"Sebagian besar impor pada Juli 2018 didatangkan dari Singapura, Australia, Tiongkok dan Argentina dengan proporsi masing-masing 49,94%, 13,91%, 11,66% dan 11,10%," kata Akmal, di Makassar.  

Berdasarkan data BPS, nilai impor Sulsel pada bukan ketujuh tahun ini mencapai US$99,40 juta. Terjadi lonjakan 18,70% bila dibandingkan dengan nilai impor Sulsel pada bulan sebelumnya yang hanya mencatat US$83,74 juta. Bahkan, bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu terjadi kenaikan 37,96%, dimana nilai impor tercatat US$83,74 juta. 

Menurut Akmal, komoditas yang paling dominan dalam aktivitas impor Sulsel yakni bahan bakar mineral. Pada Juli 2018, nilai impornya mencapai US$49,47 juta. Adapun sepanjang tahun ini, nilai impor atas bahan bakar mineral bahkan sudah menembus US$261,11 juta. Jauh di atas komoditas lain, seperti gandum-ganduman, gula dan kembang gula serta mesin/peralatan listrik. 

"Pada Juli 2018 misalnya, lima komoditas utama yang diimpor yaitu bahan bakar mineral; gula dan kembang gula; ampas/sisa industri makanan; mesin-mesin/pesawat mekanik; dan produk keramik. Distribusi persentase masing masingnya sebesar 49,77%, 21,32%, 13,09%, 3,38% dan 2,79%," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: