Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi di Reksa Dana Manulife Aset Manajemen Mulai dari Rp10.000

Investasi di Reksa Dana Manulife Aset Manajemen Mulai dari Rp10.000 Kredit Foto: Manulife Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) melihat bahwa kebutuhan investasi masyarakat Indonesia di reksa dana syariah masih tinggi. Untuk itu, MAMI meluncurkan reksa dana Manulife Dana Kas Syariah (MDKS). 

Presiden Direktur MAMI, Legowo Kusumonegoro, mengungkapkan bila reksa dana pasar uang ini memiliki enam keunggulan terjangkau karena minimum investasinya hanya Rp10 ribu, dikelola sesuai dengan prinsip syariah, bebas biaya pembelian dan pencairan investasi, fluktuasi yang rendah, dan potensi imbal hasilnya mirip deposito syariah.
 
“Dalam periode satu tahun, MAMI yang telah memiliki pengalaman mengelola reksa dana syariah sejak tahun 2009, mengalami pertumbuhan 474% dalam AUM reksa dana syariah.  Dari semula Rp1,3 triliun di akhir Juni 2017 menjadi Rp7,7 triliun di akhir Juni 2018.  Ini artinya, reksa dana syariah MAMI memberikan kontribusi sebesar 27% bagi AUM reksa dana MAMI yang sejumlah Rp28,9 triliun pada akhir Juni 2018,” ujarnya, pada peluncuran reksa dana Manulife Dana Kas Syariah dan pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (31/8/2018).

Lebih lanjut Legowo menjelaskan, Reksa dana MDKS cocok bagi 3 tipe investor.  Yang pertama, bagi investor pemula yang baru belajar mengenal investasi reksa dana.  Dengan fluktuasi yang rendah, investor pemula tidak perlu was-was akan dana investasinya.  Kedua, bagi investor yang memiliki tujuan investasi dalam jangka pendek. Ketiga, bagi investor yang berpengalaman, reksa dana MDKS dapat dijadikan sebagai pelengkap investasi saham syariah. 

“Di saat pasar sedang bergejolak, investor dapat mengalihkan sementara investasi saham syariahnya ke MDKS.  Hal ini umumnya dilakukan untuk mengurangi tingkat fluktuasi, namun tetap mendapatkan potensi pertumbuhan dana,” lanjut Legowo.

Mengutip data OJK, aset industri keuangan syariah Indonesia mencapai Rp1.204,48 triliun hingga akhir Juni 2018.  Kontributor paling besar bagi aset industri keuangan syariah di Indonesia adalah pasar modal syariah. Pasar modal syariah, di luar kapitalisasi saham yang tercatat di Indeks Saham Syariah Indonesia, memberikan kontribusi sebesar 55% atau sejumlah Rp661,71 triliun.  Angka ini jauh lebih besar daripada aset di perbankan syariah yang sejumlah Rp444,43 triliun maupun di IKNB (Industri Keuangan Non-Bank) syariah yang sejumlah Rp98,34 triliun. 

“Secara agregat, market share industri keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 8,47% dari total keseluruhan aset di industri jasa keuangan. Masih banyak ruang untuk pertumbuhan,” ujar Fadilah Kartikasasi, Direktur Pasar Modal Syariah OJK, dalam kesempatan yang sama.
 
Lebih lanjut Fadilah menjabarkan komposisi aset di industri pasar modal syariah.  Disebutkan bahwa hingga         16 Agustus 2018, aset di pasar modal syariah masih didominasi oleh saham syariah (Rp 3.432 triliun), disusul oleh sukuk negara (Rp 627 triliun).  Dalam kategori aset yang lain, aset di reksa dana syariah masih sejumlah Rp 32 triliun dan di sukuk korporasi sejumlah Rp 17 triliun.
 
“Untuk mengembangkan pasar modal syariah, terutama reksa dana syariah, OJK berharap agar para pelaku di industri ini dapat gencar melakukan edukasi ke masyarakat luas, memanfaatkan fintech untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat ke produk-produk pasar modal syariah, dan menyediakan variasi produk investasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dan terjangkau,” ungkapnya.

MAMI juga membuat modul edukasi finansial syariah dan menjalin kerja sama dengan MES serta NU Online untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan reksa dana syariah.  Tahun lalu MAMI mengadakan lebih dari 2.800 aktivitas edukasi finansial. 

“Di tahun ini, kami juga terus melakukan beragam aktivitas edukasi finansial, termasuk melalui komik Si Juki vs Dompet Kosong.  Bersama MES, MAMI mengadakan kegiatan edukasi dan inklusi reksa dana syariah di Bekasi, Solo, dan Gorontalo.  Kami juga telah memiliki klikMAMI.com, portal transaksi reksa dana untuk memudahkan masyarakat berinvestasi di reksa dana dari mana pun dan kapan pun,” jelasnya.

Edy Setiadi, Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mengatakan, aset keuangan syariah di Indonesia masih relatif kecil, yaitu USD 81,8 miliar di tahun 2016. Namun kalau kita lihat pertumbuhannya, sangat menggembirakan.  Industri keuangan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang paling pesat di dunia.

“Dalam setahun, dari tahun 2015 hingga 2016, pertumbuhannya mencapai 72%.  Jauh di atas Iran (26%), Bahrain (22%), Kuwait (20%), dan Bangladesh (18%).  Didukung oleh jumlah penduduk muslim yang terbesar di dunia, sistem keuangan syariah yang terlengkap, dan landscape ekonomi syariah serta filantropi syariah yang memadai, Indonesia berpeluang menjadi pusat keuangan syariah di dunia,” ujar Edy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: