Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

1 September, B20 Serentak Digunakan

1 September, B20 Serentak Digunakan Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penggunaan bahan bakar biodoesel 20% (B20) akan serentak diberlakukan mulai besok, Sabtu (1/9/2018) di seluruh sektor.

"Kami betul-betul siap melaksanakan B20, baik untuk PSO maupun non-PSO. Mulai besok tidak ada lagi B0, semuanya harus B20," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat peluncuran Mandatori B-20 di Jakarta, Jumat (31/8/2018).

Pemerintah memberlakukan penggunaan B20 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Meski demikian, untuk kendaraan militer dan operasional Freeport masih mendapatkan toleransi.

Dia menjelaskan, penggunaan B20 diharapkan bisa menghemat devisa mulai US$2-2,3 miliar hingga akhir tahun ini.

"Sehingga pada sore hari ini, kami meresmikan berlakunya mulai besok. Dengan demikian, kita akan bisa menghemat devisa kira-kira US$2-2,3 miliar sampai akhir tahun," katanya.

Pemberlakuan tersebut, menurut dia, sangat menjembatani penambahan devisa di tengah berbagai upaya, di antaranya menggenjot jumlah wisatawan mancanegara serta Online Single Services (OSS).

"Jadi, ini satu dari kebijakan kami anggap akan cepat dampaknya di samping yang masih memerlukan proses, pariwisata, OSS, insentif perlu proses," katanya.

Selanjutnya, kata dia, kebijakan ini bisa mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Hanya saja targetnya dikurangi. Pasalnya sejak 1970 neraca transaksi berjalan selalu negatif karena banyak kegiatan ekonomi yang belum dimasuki investor, terutama di hulu, seperti penghasil bus dan baja, farmasi, dan petrokimia.

"Kebijakan ini diambil untuk mendorong ekspor dan memperlambat impor dalam rangka menyehatkan neraca pembayaran kita dan tidak terlalu lama bisa menghilangkan defisit neraca perdagangan ekspor-impor barang," katanya.

Dia menjelaskan, dengan pemberlakuan B20, maka kebutuhan solar bisa ditekan karena penggunaan minyak sawit mentah (CPO) meningkat.

"B20 dampaknya nomor satu adalah penjembatan devisa karena diesel atau solar dicampur dengan CPO berarti berkurang kebutuhan solar. Produksi dan stok CPO tinggi, kalau solar berkurang beberapa bulan ke depan, itu akan menaikkan devisa," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: