Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Hentikan Pendanaan Bagi Pengungsi Palestina

AS Hentikan Pendanaan Bagi Pengungsi Palestina Kredit Foto: Reuters/Mohamad Torokman
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS) pada Jumat (31/8) memotong pendanaan bagi satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendukung para pengungsi Palestina, dengan menyatakan model bisnis dan praktik-praktik fiskalnya merupakan "operasi cacat yang tak bisa diperbaiki".

"Pemerintah telah secara hati-hati meninjau ulang isu itu dan menyatakan bahwa AS tak akan memberikan sumbangan tambahan kepada UNRWA (Badan Pekerjaan dan Pertolongan PBB)," kata wanita juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert dalam satu pernyataan.

Dia mengatakan, komunitas yang meluas dari penerima manfaat tanpa batas dan eksponensial tak dapat dipertahankan dan dalam mode krisis selama bertahun-tahun.

UNRWA mengatakan, pihaknya menyediakan layanan bagi 5 juta pengungsi Palestina. Sebagian besar adalah keturunan dari individu-individu yang pergi meninggalkan Palestina dalam perang 1948 yang mengarah kepada pembentukan negara Israel.

Sementara itu dari Ras Karkar, Tepi Barat dan Gaza, Reuters melaporkan, pasukan Israel melukai puluhan orang Palestina yang ikut serta dalam protes-protes di Tepi Barat Sungai Yordan yang diduduki dan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza pada Jumat (31/8).

Di Desa Ras Karkar, Tepi Barat, ratusan orang yang berdemonstrasi menentang penyitaan lahan oleh Israel untuk permukiman Yahudi, melemparkan batu-batu ke arah tentara, yang menanggapi dengan gas air mata dan peluru-peluru kendali. Sedikitnya empat orang luka-luka dalam peristiwa itu.

Di Gaza yang dikuasai Hamas, ribuan orang Palestina berkumpul dekat pagar perbatasan sebagai bagian dari protes mingguan yang dilancarkan pada 30 Maret, menuntut hak-hak atas tanah yang hilang dalam perang 1948.

Tim medis Gaza mengatakan, 180 orang Palestina cedera, di antaranya luka akibat terkena peluru tajam, termasuk seorang perawat wanita dan seorang anak laki-laki.

Tentara Israel mengatakan, pasukan melepaskan tembakan untuk membubarkan orang-orang Palestina yang menggelindingkan ban-ban yang dibakar di pagar tersebut. Tentara menilainya sebagai ancaman, dan di dalam satu kasus, ada warga Palestina yang melemparkan granat ke arah wilayah Israel melewati pagar pembatas.

Sedikitnya 170 orang Palestina tewas sejak unjuk rasa perbatasan dimulai, yang mendorong kekuatan-kekuatan global, kecuali AS, mengecam Israel. AS membela sekutunya di Timur Tengah itu dengan menyalahkan Hamas atas pertumpahan darah tersebut.

Israel menarik tentara dan para pemukim dari Gaza pada 2005, tapi membangun permukiman-permukiman di Tepi Barat, sehingga memantik amarah membuat warga Palestina yang melihatnya sebagai rintangan bagi harapan mereka untuk mempunyai negara merdeka. Babak terakhir pembicaraan perdamaian antara Palestina dan Israel menemui jalan buntu pada 2014.

Sebagian besar negara memandang semua permukiman yang dibangun di wilayah-wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967 adalah ilegal. Israel tak sependapat mengenai hal ini.

Sebanyak 500.000 orang Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, kawasan-kawasan yang juga menjadi kediaman bagi lebih 2,6 juta orang Palestina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: