Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ford Batal Jual Mobil Buatan China di AS

Ford Batal Jual Mobil Buatan China di AS Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ford Motor secara tiba-tiba membatalkan rencana untuk menjual kendaraan kecil buatan China ke pasar Amerika Serikat (AS) menyusul potensi tarif bea masuk AS yang lebih tinggi, kata kepala operasi Ford di Amerika Utara, dilansir Reuters, Sabtu (1/9).

Keputusan pabrikan mobil itu datang ketika Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan bea masuk sebesar 200 miliar dolar AS untuk barang-barang dari China, termasuk otomotif.

Sebelumnya, pemerintahan Trump telah mengenakan bea masuk untuk kendaraan buatan China hingga 25 persen. Trump secara terpisah mengevaluasi proposal agar mengenakan tarif pada semua kendaraan yang diimpor ke negaranya atas alasan keamanan nasional.

Ford Focus Active buatan China, yang disebut Ford sebagai kendaraan berjenis crossover, menurut rencana akan menjadi kendaraan yang khusus dipasarkan di Amerika Serikat.

Kendati batal diluncurkan di pasar AS pada tahun depan, hal itu tidak mengorbankan tenaga kerja atau berdampak signifikan pada penjualan mobil AS, kata kepala Ford Amerika Utara, Kumar Galhotra, kepada wartawan.

"Ini pada dasarnya bermuara pada bagaimana kami menyebarkan sumber daya kami," kata Galhotra, menambahkan bahwa prospek tarif yang tinggi membuat harga Focus Active di AS "akan jauh lebih tinggi." Ketika ditanya kapan keputusan itu diambil, Galhotra berkata, "kami baru saja membuatnya. Persisnya seperti itu." Rencana untuk membangun dan menjual Focus Active di Eropa dan China tetap bergerak maju, tambah Galhotra.

Keputusan Ford yang membatalkan Focus Active berbeda dengan General Motors (GM) yang tetap berupaya menjual Buick Envision.

Envision merupakan kendaraan berukuran lebih besar dari Focus Active, dengan harga mulai sekitar 35.000 dolar AS. Ford belum menetapkan harga Focus Active, tetapi akan bersaing di segmen harga sekitar 20.000 dolar AS, namun dengan margin keuntungan yang lebih sedikit jika dikenakan bea impor tambahan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: