Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri 4.0 Pacu Ekspor Makanan-Minuman Naik Empat Kali Lipat

Industri 4.0 Pacu Ekspor Makanan-Minuman Naik Empat Kali Lipat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Implementasi industri 4.0 diyakini mampu meningkatkan ekspor makanan dan minuman olahan nasional hingga empat kali lipat dari target tahun ini sekitar US$12,65 miliar yang akan menjadi sebesar US$50 miliar pada 2025.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan, pihaknya tengah menyusun rencana aksi dan rancangan insentif teknologi terkait implementasi industri 4.0 untuk produsen makanan dan minuman olahan dalam negeri.

"Tahun depan, kami akan melaksanakan kegiatan pelatihan ekspor, temu bisnis, dan promosi investasi bagi industri agro," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (3/9/2018).

Sementara di periode 2019-2020, Kemenperin bakal melakukan perbaikan alur aliran material, menetapkan pilot project, dan memfasilitasi bantuan cyber-physical systems untuk menerapkan industri 4.0 di sektor penghasil produk makanan dan minuman olahan.

"Jadi, pada 2021, implementasi industri 4.0 diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor produk pertanian serta produk makanan dan minuman olahan, seperti beras, ayam, gula, makanan laut olahan, cokelat, tepung kanji, serta buah dan sayur olahan," paparnya.

Kemudian, pada 2025, industri makanan dan minuman nasional dibidik menjadi pemimpin di pasar makanan kemasan sederhana hingga medium di tingkat Asean. Produk yang difokuskan, antara lain air minum dalam kemasan, mie, teh siap saji, dan kopi.

"Pada 2030, Indonesia ditargetkan menjadi lima besar eksportir untuk industri makanan dan minuman di tingkat global," imbuhnya.

Rochim mengungkapkan, saat ini 30% industri makanan dan minuman di Indonesia telah menerapkan teknologi industri 3.0.

"Sedangkan, sejumlah perusahaan besar sudah menerapkan industri 4.0 di beberapa bagian lini produksi," ujarnya.

Selain memacu nilai ekspor, implementasi industri 4.0 di Indonesia dinilai dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi serta mengurangi biaya produksi.

"Apalagi kita punya beberapa keunggulan melalui pasar domestik terbesar dengan 30% total pasar Asean dan sumber daya pertanian yang berlimpah dengan nomor 5 di dunia dalam total volume produksi," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: